SimadaNews.com- Indonesian Institute for Education Reform (IIER) bersama Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) menggelar rangkaian kegiatan bertajuk Reformer Talk #2 dan Reformer Workshop #2 untuk membahas upaya kolektif menjaga keamanan anak di ruang digital sekaligus membangun ekosistem pendidikan yang lebih aman dan inklusif.
Acara pertama, Reformer Talk #2 (14 Juni 2025), berlangsung secara daring dengan 477 pendaftar.
Diskusi menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Mediodecci Lustarini (Kemkomdigi), Pandu Ario Bismo (PSPK), Aretha Ever Ulitua Samosir (Psikolog Anak dan Remaja), serta Claudya Tio Elleossa (perwakilan orang tua).
Mereka menyoroti implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 atau PP TUNAS, dampak kecanduan digital, serta pentingnya pendampingan anak melalui pendekatan “koneksi sebelum koreksi”.
Kegiatan berlanjut pada Reformer Workshop #2 (3 Agustus 2025) yang dihadiri 60 peserta dari kalangan praktisi, akademisi, komunitas, dan mahasiswa. Workshop difasilitasi 10 alumni Indonesia Mengajar.
Narasumber utama antara lain Fathiyya Nur Rahmani (PSPK), Sheilla Njoto (Nation Insights), dan Asep Zulhijar (UNICEF). Mereka menegaskan perlunya ruang digital yang aman, risiko budaya dopamin, serta tingginya paparan internet pada anak-anak Indonesia.
Workshop juga menghadirkan testimoni dari delapan pelajar dan satu pendamping yang berbagi pengalaman tentang manfaat sekaligus tantangan penggunaan gawai.
Menariknya, sebagian besar anak mengaku berharap bisa menunda akses terhadap teknologi digital agar terhindar dari dampak adiksi sejak dini.
Peserta kemudian dibagi ke dalam tujuh kelompok untuk membahas risiko digital sesuai kajian PP TUNAS. Hasil diskusi berupa rekomendasi konkret dipresentasikan dan dinilai oleh Dewan Pakar PSPK Itje Chodidjah serta Direktur Article 33 Indonesia, Santoso.
Kegiatan mendapat dukungan sejumlah mitra, termasuk Paragon Corp, Indonesia Mengajar, Guru Belajar Foundation, Taman School, dan Yayasan Teman Saling Berbagi.
IIER dan PSPK menegaskan komitmennya mendorong kolaborasi lintas pihak demi terciptanya ekosistem pendidikan yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan bagi anak Indonesia. (SNC)