Kuntoro menjelaskan kelompok di Papua dari total alokasi 104 kelompok, 21 kelompok diantaranya dialokasikan di wilayah stunting. Yakni tersebar di 3 kabupaten yakni Kabulaten Jayawijaya 7 kelompok, Dogiyai 6 kelompok dan Lanny Jaya sebanyak 8 Kelompok.
“Sedangkan di Papua Barat dari total alokasi KRPL sebanyak 69 kelompok, sebanyak 16 kelompok berada di wilayah stunting yaitu sebanyak 8 kelompok di Kabulaten Tambrauw dan 8 kelompok di Sorong Selatan,” jelasnya.
Menurut Kuntoro, dukungan Sumber Daya Manusia sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan pembangunan pertanian. Penguatan SDM yang dilakukan dengan cara pembinaan terhadap petani sebagai penerima manfaat melalui penyediaan Tenaga Pendamping/ Penyuluh Pertanian sebanyak 841 orang (PNS 662 orang, THL TBPP 179 orang) di Papua dan 396 orang (PNS 321 orang, THL TBPP 75 orang) di Papua Barat, Penyuluh Pertanian Swadaya sejumlah 73 orang di Papua dan 34 orang di Papua Barat.
“Keberadaan penyuluh ini dapat mempercepat proses pembangunan SDM, dengan tanggung jawab setiap penyuluh pertanian 5-6 kelompok tani binaan, “ terangnya.
Kegiatan lain yang telah dilakukan dalam mendukung pengembangan SDM ialah melalui Sekolah Lapang (SL) sebanyak 10 Unit di Papua dan 3 Unit di Papua Barat. Sekolah lapang dilakukan sebagai media pembelajaran bersama antara penyuluh dan petani. Selain melalui SL, kegiatan pengembangan SDM ialah melalui adaptasi teknologi masing-masing 2 unit sebagai media transfer teknologi yang berbasis lokalita.
“Adanya media belajar langsung dapat mempermudah penerapan teknologi di petani. Petani akan melakukan praktek langsung terhadap informasi teknologi yang disampaikan, “ pungkas Kuntoro. (rel/snc)