SimadaNews.com-Menjelang bulan suci Ramadan, usaha kerajinan Likari (Limba Karya Mandiri) yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja Barat, Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara, mengalami lonjakan pesanan untuk ornamen ketupat.
Rikiy Toreh, pemilik Likari, mengungkapkan bahwa permintaan ornamen ketupat meningkat drastis setiap menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Bahkan, pesanan tidak hanya datang dari Pematang Siantar, tetapi juga dari luar kota seperti Medan dan Aceh.
“Kami memulai usaha ini pada tahun 2003 dengan menjual terompet untuk perayaan tahun baru. Seiring waktu, permintaan untuk ornamen menyambut Ramadan dan hari besar lainnya semakin meningkat,” ujar Rikiy.
Likari mengutamakan penggunaan bahan daur ulang dalam produksinya. Sekitar 80 persen bahan baku berasal dari limbah rumah tangga, seperti kardus bekas, kotak buah, celengan rusak, serta botol plastik bekas air mineral.
Di antara berbagai produk yang ditawarkan, ornamen ketupat menjadi yang paling banyak diminati konsumen.
Likari menyediakan beragam ukuran dan model dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu hingga Rp80 ribu.
Selain ketupat, Likari juga memproduksi ornamen lain dengan harga yang bisa mencapai lebih dari satu juta rupiah.
Dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap dekorasi berbahan daur ulang, Likari terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar, khususnya menjelang momen-momen penting seperti Ramadan dan Idul Fitri. (snc)
Laporan: Ilham