Subsidi Bunga KUR
Untuk mendukung dari sisi pembiayaan ke peternak, Fini Murfiani menyebutkan bahwa Pemerintah juga telah memfasilitasi subsidi bunga Kredit Usaha rakyat (KUR).
“Untuk peternakan ada KUR Khusus, ke-khususannya yaitu selain suku bunga KUR sebesar 7 persen, juga ada fasilitas grace period dengan jangka waktu maksimal 3 tahun”, ungkap Fini.
Dia menceritakan, KUR yang telah disalurkan untuk bidang peternakan sampai dengan 31 Oktober 2018 tercatat Rp4,2 triliun untuk 186.569 debitur.
“Selain KUR, Alhamdulillah, saat ini untuk para peternak sapi perah yang tergabung dalam koperasi primer, juga telah disalurkan skim kredit berbunga rendah melalui program PKBL dengan bunga 3 persen yang berasal dari beberapa BUMN, seperti: PT. Sucofindo, PT. Pelindo III, PT. Jasindo dan PT. KAI”, ungkap Fini.
Menurutnya, melalui program tersebut tercatat sejak tahun 2000 sampai dengan 2018 sudah mencapai sebanyak Rp20,16 miliar. PT. Bank BTN juga sedang memproses penyaluran PKBL untuk peternak sapi perah.
Selain itu, untuk Mitigasi Resiko, Pemerintah juga telah menyalurkan menyediakan subsidi melalui Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau (AUTS/K) berupa fasilitasi bantuan premi untuk 120.000 ekor per tahun sejak 2016.
Produksi Susu Sapi Meningkat
Pengurus Koperasi Peternakan sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Kabupaten Pasuruan, M. Koesnan, manyampaikan, usaha peternakan sapi perah miliknya, akhir-akhir ini mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan karena adanya kemitraan yang diinisiasi oleh Pemerintah.
Dalam penyediaan modal/pinjaman dan bunga lunak, Koesnan menyebutkan bahwa Koperasinya bekerjasama dengan BUMN, yakni PT. Sucofindo dan PT. Pelindo sejak tahun 2000, terutama dalam pengadaan bibit sapi perah dan bantuan sarana dan prasarana.
“Pemasaran susu segar hampir 100 persen kita salurkan ke PT. Indolakto dan sebagian kecil produksi susu dipasarkan lokal dalam bentuk susu olahan sederhana”, ungkapnya.
Dia menyebutkan, produksi susu segar koperasinya saat ini meningkat menjadi 108 ton litter/hari dengan populasi sapi perah sebanyak 22.500 ekor.
“Dengan meningkatnya produksi susu sapi di koperasi kami tentunya ini berdampak dalam peningkatan pendapatan dan perekonomi para peternak,” ungkapnya.
Koesnan mengatakan, bahwa koperasinya selalu berusaha meningkatkan skala kepemilikan sapi perah pada masing-masing anggotanya.
“Dari rata-rata kepemilikan 3 ekor saat ini telah menjadi 7 ekor”, ungkapnya.