Untuk meningkatkan jumlah populasi sapi perah di Koperasinya, Koesnan mengaku telah mendapatkan bantuan bibit/semen dari Ditjen PKH Kementan secara gratis. Bantuan tersebut diperolehnya melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).
Koperasi miliknya juga mengembangkan populasi sapi dengan program sapi gaduhan sejak tahun 1989 dan program sapi Pola Bergulir sejak tahun 2003.
“Pengembangan bibit sapi perah di koperasi ini bekerjasama dengan Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden milik Ditjen PKH Kementan”, ungkap Koesnan. “Kami juga bekerjasama dengan PT. Indolakto untuk pembesaran pedet (Rearing)”, tambahnya.
Koesnan menjelaskan, untuk meningkatkan produktifitas sapi perah milik anggotanya, mereka melakukan program Penyediaan Pakan Ternak yang berkualitas, baik pakan konsentrat maupun hijauan pakan ternak secara berkelanjutan.
“Untuk pengembangan Hijauan Makanan Ternak (HMT), kami menyediakan bibit-bibit yang berkualitas, bahkan untuk menjamin dan pengawasan mutu pakan, kami kerjasama dengan Balai Penelitian Ternak Loka Grati Pasuruan. Kita juga kerjasama dengan PUM Belanda untuk meningkatkan SDM dan perbaikan nutrisi pakan ternak,” tambahnya.
KPSP Setia Kawan saat ini juga tengah mengembangkan susu organik bekerjasama dengan ARLA Denmark.
“Untuk perlindungan usaha anggotanya, Koperasi ini juga telah dilindungi oleh Asuransi Ternak (AUTS) kerjasama dengan PT. Jasindo yang difasilitasi oleh Kementan. Jadi banyak sekali kami dibantu dan difasilitasi oleh Kementan dalam pengembangan usaha kami ini,”ujarnya. (rel/snc)