SimadaNews.com-Lokasi kebun sawit yang merupakan Tanaman Menghasilkan (TM) PTPN IV Afdeling Vl Dolok Ilir, bagaikan hutan belantara.
Pantauan SimadaNews.com, kondisi lahan bagaikan hutan balantara karena lahan tidak mendapat peratawan dari pihak perkebunan. Bahkan di lokasi, banyak tumbuhan kayu putiyan melebihi tinggi orang dewasa hingga berdampak pada tanaman sawit yang menghasilkan.
Tumbuhan gulma yang berada di sekitar sawit, merupakan tumbuhan pengganggu yang memilki dampak negatif terhadap produksi tanaman.
Pengaruh gulma gulma tidak nampak secara langsung, dan pada umumnya berjalan lambat. Gulma mampu menjadi kompetitor utama dalam memperebutkan unsur hara air, ruang tumbuh dan cahaya matahari.
Beberapa spesies gulma juga dapat memproduksi zat racun yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman utama.
Kondisi lahan yang tidak terawat, bertentangan pada hasil keputusan bersama Dewan Komisaris dan Direksi PTPN lV Nomor: DK/18/KPTS/2016 dan Nomor: 04-03/02/KPTS/2016 yang melahirkan suatu pedoman tata kelola perusahaan yang baik (code of corporate Governance) yang dirujuk dari ketentuan Peraturan Menteri BUMN No: PER 01/MBU/2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan sesuai dengan keputusan Sekretaris Kementrian BUMN NO.SK-16.MBU/2012 tentang indikator parameter penilaian dan evaluasi atas penerapan tata kelola perusahan yang baik.
Di lokasi lahan perkebunan, Seni-Selasa (13-14/8) tidak terlihat sama sekali para pekerja yang melakukan perawatan. Padahal, dana yang dikucurkan untuk perawatan tanaman sawit sangat banyak.
Asisten Kepala Afdeling VI, Bimon ketika dikonfirmasi terkait tidak dirawatnya tanaman sawit itu, malah meminta supaya reporter tidak membuat beritanya.
”Tolonglah dulu katua jangan lah dulu naikan berita. Kalau apa naikan rayon yang lain jangan rayon ku. Masalah pekerjaan itu belum ada pusingan ke situ lae,” katanya.
Terpisah Manager Dolok Ilir, Erwin Panggabean ketika dikonfirmasi, mengatakan, sebenarnya bukan tidak ada perawatan tapi hanya masalah waktu dan tidak ada kendala soal dana perawatan.
”Saya masih di kantor nanti saya tanyakan pada askanya. Masalah anggaran dana itu ada. Jadi artinya biar kita liat dulu. Setahu saya Afdeling VI langsung ditindak lanjuti. Kalau saya lihat itu bukan terabaikan menurut pusingan itu belum ada pusingan. Saya mana bisa tau kalau saya juga tidak tau karna informasi ini baru sampai sama saya. Nanti bisa saya hubungi abang kalau sudah saya kerjakan. Mata saya hanya dua dan tangan saya pun cuma dua termakasih atas informasinya, Bang,” katanya. (jaya/snc)