Kepala Negara mengatakan, Indonesia memang sudah digariskan untuk terlahir dengan perbedaan budaya, adat, dan bahasa yang beragam. Hal itu merupakan anugerah Allah yang harus kita syukuri dan harus kita jaga kesatuannya sebagai aset terbesar bangsa.
“Jangan sampai Indonesia maju secara teknologi tapi mundur secara kebudayaan. Teknologi indonesia maju, tradisi, adat dan kebudayaan bangsa kita juga harus ikut maju,” tuturnya.
Maka itu, Presiden Joko Widodo berpesan kepada masyarakat adat Komering di Sumatra Selatan untuk berperan aktif dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Saya ingin mengajak masyarakat adat Komering untuk berperan aktif dalam menjaga persatuan Indonesia, menjaga kerukunan negara kita Indonesia,” tandasnya.
Prosesi pemberian gelar tersebut atau yang di wilayah setempat biasa disebut dengan nabuh jajuluk diawali dimulai sekira pukul 09.00 WIB. Presiden Joko Widodo, didampingi oleh tetua adat, meniti “titian agung” yang berupa tiga lembar tikar yang dilapisi kain putih sepanjang empat meter untuk kemudian duduk bersama.
Selanjutnya, tetua adat mengumumkan kepada masyarakat yang hadir mengenai pemberian gelar adat masyarakat Komering kepada Presiden dan Ibu Iriana sekaligus meminta persetujuan dan pertimbangan dari masyarakat. Gong adat kemudian ditabuh sebagai tanda pemberian gelar. (rel/snc)