SimadaNews.com-Muqodas Albantani yang akrab dipanggil Das, mengunjungi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nauli di Desa Pondok Buluh, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun atas undangan Pokdarwis dan Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT).
Das hadir untuk membagikan ilmunya terkait bambu kepada Pokdarwis yang saat ini mulai mengkonservasi bambu, Sabtu (8/12) lalu.
Dalam pertemuan yang digelar di Kantor Desa Pondok Bulu ini, Das memaparkan bahwa bambu merupakan pohon kehidupan, dimana bambu yang selama ini dipandang sebagai simbol kemiskinan sesungguhnya saat ini telah berubah menjadi simbol kemapanan.
Dihadapan warga yang tergabung dalam Pokdarwis, Das memberikan penjelasan tentang pentingnya melakukan konservasi bambu. Selain telah ikut melestarikan dunia, hasilnya juga dapat dipanen dan dijadikan bahan kerajinan yang memiliki nilai jual lebih daripada hanya dijual dalam bentuk bambu bulat.
“Bambu itu berdasarkan hasil penelitian merupakan tanaman penghasil oksigen 20 persen lebih banyak dibandingkan tanaman lainnya. Ini saya sebut Gerakan Revolusi Sebatang Bambu yang artinya, dengan menanam bambu kita telah ikut melestarikan bumi,” terang pendiri Akademi Bambu Nusantara itu.
Das juga menunjukkan beberapa kerajinan tangan berbahan dasar bambu yang dibawanya sebagai contoh seperti sepatu yang menggunakan bahan serat bambu, cangkir, piring, sendok, kotak rokok, kancing baju, peci, sedotan dan masker abu bambu, dengan harapan agar warga termotivasi menjadi pengrajin bambu.
“Harapan saya, sesuai nama desa ini, Pondok Buluh akan berkembang menjadi daerah kerajinan bambu yang mampu meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Bahkan kalau mau, bisa kita jadikan sebagai desa bambu milenial, ” ujar Das yang sejak enam tahun lalu fokus menggeluti dunia bambu.
Kepala Desa Pondok Buluh Albiner Sinaga menyambut baik kedatangan Muqodas.
Dalam sambutannya, Albiner mengaku bahwa selama ini belum mengerti bagaimana cara untuk mengembangkan pemamfaatan bambu agar memiliki nilai ekonomis.
“Kami belum mengerti cara pengolahan bambu agar mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat Pondok Bulu, semoga kehadiran bapak dapat membantu kami merubah desa ini menjadi lebih baik ekonominya dari hasil bambu,” harap Albiner, sembari mengaku bahwa belum pernah ada ahli bambu yang datang ke Pondok Bulu.
Ketua Pokdarwis Nauli, Ramsiana Gultom berharap agar pertemuan kelompoknya dengan Muqodas menjadi langkah awal tumbuhnya ekonomi kreatif di desa ini.
“Sudah menjadi impian kami sejak terbentuknya Pokdarwis ini untuk menjadikan Pondok Bulu sebagai destinasi wisata baru berbasis bambu.
“Kehadiran Pak Das memberikan pencerahan dan semangat baru untuk lebih mengembangkan lagi desa ini. Terimakasih juga kepada BPODT yang telah mendatangkan bapak Muqodas, semoga program ini menjadi program berkelanjutan,” pungkasnya.
Usai pemaparan, Muqodas bersama Pokdarwis dan Kepala Desa malakukan pengecekan areal seluas 7 Hektar yang akan dijadikan sebagai lahan konservasi sekaligus taman bambu.
Muqodas juga mempraktekkan cara pembibitan bambu serta cara penyadapan air bambu yang hasilnya sangat baik untuk kesehatan karena mengandung mineral dan kadar oksigen yang lebih tinggi dari minuman mineral biasa. (ana/snc)