SimadaNews.com-Kemajuan teknologi dan maraknya media sosial, sudah semakin dijadikan ajang menjajakan diri oleh sejumlah pelajar dan mahasiswa.
Hampir semua medsos digunakan. Mulai WhatsApp, Facebook, Twitter, hingga Instagram.
Mereka memilih medsos untuk menjajakan diri karena tak perlu berbagi uang dengan muncikari.
Mereka juga tidak harus mangkal di pinggir jalan untuk menjaring pria hidung belang.
Hal itu terungkap ketika tanpa sengaja, SimadaNews mendapatkan pesan masuk di akun facebok dari seorang facebooker. Sebut saja inisial pemilik akun facebook itu AS.
Awalnya, AS mengirimkan pesan salam melalui inboks. Karena lama dibalas, AS kembali mengirim pesan. ”Om, sombong ya. Ayo….” kirimnya.
Mendapat pesan itu. SimadaNews mencoba membuk frofil AS. Dari foto-foto postingan dan statusnya. AS masih remaja dan masih memakai seragam putih biru.
Mencoba mengetahui maksud AS. SimadaNews mencoba membalas. ”Maksudnya?”. Tidak berapa lama AS kembali memberi pesan.
“Keluar om, suntuk di rumah. Kalau temanin nyanyi Rp100 aja. Tapi kalau yang lain, 500 ampe 750 om,” tulis AS dalam pesannya.
Fenomena menawarkan jasa prostitusi melalui FB, sebenarnya bukan hanya dilakukan AS. Banyak pemilik akun FB, kini terang-terangan memamerkan kecantikan dan keindahan tubuh mereka guna mendapat simpatik dari pemilik akun lainnya.
Sama halnya dengan pengakuan FS, salah seorang siswi SMP saat ditanyai wartawan salah satu media cetak di Balikpapan.
FS mengaku, memator tarif cukup mahal apabila dibooking pria hidung belang melalui media sosial.
“Rp750 ribu, Bang sekali gituan,” aku FS.
FS mengaku, hanya melayani pria hidung belang di hotel, selepas pulang sekolah. Alasannya, karena masih tinggal bersama orangtua.
Lain dengan SA yang memasang tarif lebih murah. Karena dia tidak berani melakukan transaksi sampai berhubungan layaknya pasangan suami istri.
SA mengaku, hanya mau menemani pria hidung belang yang berkaraoke saja.
”Kalau aku nemanin nyanyi aja Bang. Yah dikasih Rp100 ribu hingga Rp200 aja,” aku SA.
SA dan FS sama-sama mengaku, bukan hanya mereka yang melakukan hal itu. Banyak teman-teman mereka, juga memilih menjadi penjaja cinta melalui medsos.
Penelusuran dari berbagai sumber, memang banyak istilah-istilah yang dipakai di dunia prostitusi online terutama yang menggunakan medsos. Seperti penyebutan terhadap wanita yang bisa dibooking yakni “angel”.
Angel adalah perempuan yang disiapkan melayani lelaki hidung belang yang berminat di Twitter maupun Instagram.
Pemilik akun yang menjajakan ”angel” tidak perlu repot keluar masuk diskotek untuk mempromosikan para angel-nya. Cukup duduk manis dan memegang telepon pintar yang selalu online.
Sebelum bekerja, biasanya para angel akan memberitahukan soal statusnya per hari. Istilah ini disebut juga dengan Avail. Dimana, para angel, diwajibkan memberikan kode apabisa dipakai atau tidak ketika ada booking dari pria hidung belang.
Kriminolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Suprapto mengatakan praktik prostitusi dalam jaringan masih rentan dan mudah menyasar para pelajar dan mahasiswa. Sebabnya, kata dia, pelajar dan mahasiswa seudah begitu akrab dengan media sosial.
Menurutnya, media sosial alias medsos masih longgar dimanfaatkan untuk kepentingan apasaja, termasuk bisnis prostitusi yang mudah menyasar pelajar.
Medsos, kata dia lagi, adalah sarana dan alat yang praksis serta murah dimanfaatkan para sindikat prostitusi secara online. Dengan hanya melakukan pertemanan, para sindikat dengan mudahnya melancarkan aksinya.
“Medsos ini bagai pisau bermata dua; bisa untuk keperluan positif dan negatif sekaligus,” ujar Suprapto.
Untuk itu dia mengingatkan bahwa para sindikat prostitusi online masih akan terus menjadikan dan menggunakan medsos sebagai media dan alat untuk melancarkan aksinya, dan sasarannya adalah kalangan pelajar dan mahasiswa dengan berbagai pendekatan, termasuk iming-iming yang menggiurkan. (mas/snc)
sumber:prokl, kompas,jpnn