SimadaNews.com – Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II DPRD Kota Pematangsiantar bersama Perumda Tirta Uli, Kamis (21/11), sejumlah permasalahan terkait pelayanan air bersih menjadi sorotan utama para anggota dewan.
Rapat ini turut membahas pengajuan penyertaan modal sebesar Rp25,25 miliar yang diajukan Direktur Utama Perumda Tirta Uli, Arianto, untuk meningkatkan pelayanan publik dan mencapai target akses air minum layak 100% di wilayah pelayanan perusahaan, khususnya di Kota Pematangsiantar.
“Anggaran ini diperlukan untuk pengembangan sistem pelayanan air minum, termasuk pemasangan pipa transmisi dan distribusi dari mata air Bah Sikkam pada 2025,” jelas Arianto.
Pipa yang direncanakan memiliki diameter 300 mm akan mendistribusikan air ke berbagai wilayah, seperti Jalan Nagahuta hingga Total dan Jalan Rondahaim, Tanjung Pinggir, sampai Jalan Tanjung Tengah.
Pertanyaan tentang Efektivitas Penggunaan Anggaran
Anggota DPRD dari PDI Perjuangan, Anto Leo Saragih, mempertanyakan urgensi pengajuan penyertaan modal tersebut.
“Dengan aset perusahaan yang mencapai ratusan miliar dan dana lancar yang ada, kenapa masih mengajukan Rp25 miliar? Penggunaan dana tersebut harus dijelaskan secara rinci,” tegas Anto.
Ia juga mengkritisi pelayanan PDAM Tirta Uli dengan menyoroti kasus air mati yang bahkan dirasakan langsung oleh Komisi II.
Sementara itu, Metro Bodyart Hutagaol dari Partai Demokrat menekankan pentingnya penggantian pipa asbes untuk memastikan kualitas air yang lebih layak bagi masyarakat.
“Kita harus memprioritaskan kesehatan masyarakat. Mengganti pipa asbes dengan material yang lebih aman adalah langkah yang harus diprioritaskan,” ujar Metro.
Kritik terhadap Kualitas dan Pemeliharaan Air
Darson, anggota dewan lainnya, menyoroti buruknya kualitas air yang disuplai oleh PDAM.
Ia mempertanyakan apakah perusahaan sudah rutin melakukan pengujian kualitas air dan seberapa serius pemeliharaan fasilitasnya.
“Kualitas air saat ini sangat miris. Apakah sudah ada uji kesehatan air secara rutin? Perawatan fasilitas terlihat kurang memadai,” kritiknya.
Penjelasan Perumda Tirta Uli
Menanggapi berbagai kritik tersebut, Arianto menyatakan bahwa pihaknya secara rutin melakukan uji kualitas air setiap bulan dan melaksanakan uji internal setiap enam bulan.
“Pemeliharaan dan pengujian kualitas air adalah prioritas kami. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan,” jawab Arianto.
Selain itu, Arianto menguraikan bahwa Perumda Tirta Uli memiliki 12 sumber mata air baku dan 17 lokasi sumur bor yang melayani 71.733 pelanggan, termasuk 13.988 jiwa di Kabupaten Simalungun.
Rapat ini menunjukkan masih adanya tantangan besar yang harus diselesaikan oleh Perumda Tirta Uli, baik dari segi pelayanan, kualitas air, maupun transparansi penggunaan anggaran, untuk menjawab kebutuhan masyarakat Pematangsiantar dan sekitarnya. (SNC)