SimadaNews.com – Bupati Kabupaten Simalungun (terpilih) periode 2021-2024, Radiapoh Hasiholan Sinaga dan Wakil Bupati (terpilih) H Zonny Waldi – yang akrab disebut RHS-ZW – hadir dalam acara Silaturahmi menyambut pemimpin baru Simalungun dalam acara webinar yang digelar atas inisiasi founder Perkumpulan Anak Rantau (Pantau) Simalungun, Jhon Mejer Purba, Minggu 07 Februari 2021.
Setelah membicarakan bagaimana beratnya memperbaiki kondisi infraksruktur jalan yang sangat rusak mencapai 61%, sekitar 1.100 kilometer dengan anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 4,1 triliun, Radiapoh Sinaga pun memberikan gambaran terkait potensi pariwisata Kabupaten Simalungunn yang sangat luar biasa, dan selama ini tidak disentuh dan tidak mendapatkan perhatian serius.
“Jika potensi pariwisata Kabupaten Simalungun, dapat diberdayagunakan dengan optimal, maka PAD dari sektor kepariwisataan akan menjadi primadona utama,” kata Radiapoh Sinaga.
Disebutkannya, Pemkab Simalungun tidak perlu merasa sungkan untuk belajar dari keberhasilan provinsi, atau kabupaten/kota yang berhasil meningkatkan PAD dari sektor pariwisata, misalnya Bali, Kalimantan, Papua atau yang lainnya.
“Lihat, Parapat itu sesungguhnya sangat luar biasa. Sumber pendapatan dari pariwisata di Parapat itu diperhitungkan bisa mencapai Rp 150 miliar per tahun,” katanya.
Seperti yang sering disampaikan Radiapoh Sinaga – baik itu masa tahapan Pilkada Kabupaten Simalungun 2020 mau pun setelah ditetapkan KPUD Simalungun sebagai Bupati terpilih — bahwa jalan menuju ke Kota Parapat perlu pelebaran, agar para wisatawan domesik mau pun mancanegara merasa aman dan nyaman memasuki kota turis tersebut.
DESTINASI WISATA SEJUTA POTENSI
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simalungun, Resman Saragih, saat wawancara eksklusif dengan simadanews.com, menyampaikan bahwa potensi sektor kepariwisataan di Simalungun, cukup luar biasa.
“Sektor destinasi wisata Kabupaten Simalungun, menyimpan sejuta potensi. Bayangkan saja, dari 32 kecamatan yang ada, sebanyak 28 kecamatan memiliki destinasi wisata, yang dapat dikelola. Selama ini, tidak mendapatkan sentuhan dan perhatian yang optimal,” kata Resman Saragih.
Jika destinasi wisata di 28 kecamatan tersebut dikemas dengan sebaik-baiknya, dengan melibatkan berbagai elemen yang ada melalui kordinasi yang prima, maka potensi destinasi wisata tersebut, akan memberi dampak luar biasa bagi masyarakat di sekitar destinasi wisata, dalam meningkatkan penghasilan.
“Banyak sektor usaha yang akan bertumbuh di sekitar destinasi wisata tersebut. Begitu juga sektor usaha yang berada di luar kecamatan destinasi wisata, akan mendapatkan dampak positipnya,” kata Resman Saragih. (***)