SimadaNews.com-Sanggar Budaya Rayantara yang digawangi Sultan Saragih, menggarap pembuatan Film Legenda Puang Sorma. Puang Sorma, merupakan Putri Kerajaan Siantar yang cantik jelita namun berubah wujud menjadi ular.
Dalam postingan yang dingguah melalui akun facebook Sanggar Budaya Rayantara, pembuatan Film Legenda Puang Sorma, merupakan rangkaian dari persiapan penampilan teater “Legenda Puang Sorma” yang akan ditampilkan pada Pesta Rondang Bittang yang akan digelar di Kampung Budaya Sidamanik pada 27-28 Juli mendatang.
Sultan Saragih beberapa kali berbincang-bincang dengan SimadaNews, menuturkan, sejumlah objek wisaya di Siantar-Simalungun akan dijadikan sebagai lokasi shooting pembuatan film.
Bahkan sebelum melakukan shooting, lanjut Sultan, para kru yang akan terlibat dalam pembuatan film sudah terlebih dahulu ziarah ke mata air panakboru di tepian Bah Bolon Pamatang.
“Take shooting dilaksanakan dua lokasi yakni di mata air Bah Ulu, Mariah Bandar, bekerja sama dengan hasusuran Tuan Jontahali Damanik. Juga Rumah Adat Desa Gunung Malela bersama hasusuran Tuan Gunung Malela,” kata Sultan.
Adapu para kru yang terlibat dalam garapan film ini, Panakboru Anggarainim Damanik diperankan Debora Damanik, sedangkan Raja oleh Willy Girsang dan sebagai Puang Bolon Adelin boru Napitupulu masih duduk di SMK GKPS 3 Pematangsiantar, bersama teman dayang dayang lainnya Meta Malau, Irma Sinaga, Jesica Purba, Kerina Purba, Graciella Saragi, Tessa Sianipar, Cindy Purba, Kharisma Sipayung, Veronika.
Guru Bolon dilakonkan oleh Roresky Sianipar (SMK 1 Siantar), remaja milenial yang sudah intens mendapat pembelajaran tor tor dan seni tradisi.
Jumlah pemain dan crew sebanyak 25 orang, Andrew Silalahi penata musik dan sound efect dengan pemeran tambahan Damar Laut Purba sebagai utusan Kerajaan Purba Pakpak, masih garis keturunan Raja Attian Purba Pakpak.
“Hal ini seperti mengulangi kejadian 400 tahun silam ketika raja Siantar pertama, Opung Datu Parmata Manunggal dikunjungi pinangan banyak kerajaan luar,” pungkas Sultan.
Nantinya, selain Teater Legenda Puang Sorma, di Rondang Bittang akan ditampilkan juga tradisi menanam dan memanen padi, mulai dari martidah, manabi, mamurpur dan mardogei.
Juga aka nada ritual maranggir, manggalang, pembuatan tipa tipa, Dayok na binatur, nittak, tor tor, pencak tradisional sebagai ucapan syukur panen padi dan pelestarian tradisi.
“Harapan dari terbitnya film pendek dan pertunjukan “Puang Sorma”, generasi milenial dapat membaca zaman, mengingat sejarah, meneruskan dan melestarikan tradisi serta menjaga kearifan lokal, memberi muatan dan tafsir baru dari kaum leluhur dalam konteks kekinian,” kata Sultan.
Sultan menambahkan, pada saat proses pembuatan film antusias masyarakat cukup baik. Itu terlihat, ketika berlangsung shoting di sejumlah lokasi, masyarakat beramai-ramai menyaksikan. (snc)
Editor: Hermanto Sipayung