SimadaNews.com– Puluhan massa dari Satuan Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Ikatan Pemuda Karya (IPK) DPD Kabupaten Labuhanbatu menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Rantauprapat, Selasa (22/4/2025).
Ketua SAPMA IPK Labuhanbatu, Ahmadi Ritonga, S.IP, mengatakan aksi tersebut dilakukan untuk meminta klarifikasi terkait dugaan penerimaan agunan oleh pihak bank tanpa sepengetahuan seluruh ahli waris.
“Kami datang untuk mempertanyakan alasan BRI Cabang Rantauprapat menerima agunan atas nama almarhumah Rismiani, padahal tidak semua ahli waris mengetahuinya,” tegas Ahmadi.
Dalam aksinya, massa SAPMA IPK menyampaikan tiga tuntutan yakni meminta penjelasan terkait proses peminjaman atas nama Rismiani.
Mempertanyakan dasar hukum penerimaan agunan tanpa tanda tangan seluruh ahli waris. Dan meminta kepastian apakah BRI telah menjalankan proses lelang sesuai prosedur yang berlaku.
Aksi sempat diwarnai ketegangan antara demonstran dan pihak keamanan karena tidak satu pun perwakilan pimpinan BRI yang menemui massa.
Setelah situasi memanas, perwakilan bank akhirnya mengundang perwakilan massa untuk berdiskusi di dalam kantor.
Namun, menurut Ahmadi Ritonga, pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil karena tidak ada pihak yang dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
“Kami sudah berdiskusi, namun tidak ada jawaban yang bisa kami terima karena pejabat yang berwenang sedang tidak berada di tempat. Kami hanya ditemui oleh Ibu Bibah dari bagian pendanaan,” jelas Ahmadi.
Turut hadir dalam aksi tersebut salah satu ahli waris, Rivai Hasibuan, yang mengaku baru mengetahui rumah peninggalan orang tuanya diagunkan dan dilelang setelah pemenang lelang mendatanginya dan memintanya untuk segera mengosongkan rumah.
“Saya sama sekali tidak tahu kalau rumah itu sudah diagunkan dan dilelang. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Saya baru tahu setelah pemenang lelang datang langsung ke rumah,” ujar Rivai.
Rivai menambahkan, jika sejak awal mendapatkan informasi, ia bersedia melunasi kewajiban kredit yang tertunggak.
Ia mengaku telah tiga kali mendatangi BRI Cabang Rantauprapat untuk mencari solusi, namun selalu merasa diabaikan. (snc)
Laporan: Arif