Seorang paragat meyakini jika Marbalbal dilakukan dengantidak sabar maka air nira tidak akan mengalir dengan deras sebaliknya jika dilakukan dengan penuh kesungguhan dan keihlasan diyakini air nira tidak akan keluar dengan bagus dan melimpah.
Saat Marbalbal seorang paragat Paragat haruslah benar-benar tulus, ikhlas, sabar dalam melaksanakannya barulah pohon aren tersebut mengeluarkan nira yang bagus dan melimpah.
Banyak kisah yang menceritakan ketika Paragat ketika Marbalbal melakukannya tidak sepenuh hati dan sembarangan dalam melantunkan lagu pohon aren yang dibalbalnya sama sekali tidak mengeluarkan nira.
Proses marbalbal selesai sampai tandan dari bagot tersebut menguning barulah dipotong mayangnya. Proses selanjutnya membungkus ujung tandan yang telah dipotong tersebut setelah melalui prosedur tersebut barulah airnya mulai menetes. Setelah air nira mulai menetes Penyadapan biasanya dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore harinya dengan menampung tetesan nira dalam sebuah wadah.
Mengerjakan tugasnya seorang Paragat haruslah memiiki keberanian yang tinggi karena harus menaiki tangga terbuat dari bambu yang tingginya bisa mencapai 3–4 meter. Sedikit saja melakukan kesalahan ketika maragat akan berakibat fatal terhadap keselamatan paragat.