SimadaNews.com-Kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur kembali mencuat, kali ini terjadi di salah satu sekolah unggulan berasrama di Kabupaten Toba.
Seorang siswa berinisial AS menjadi korban dugaan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa kakak seniornya di lingkungan asrama.
Peristiwa tersebut kini tengah ditangani pihak kepolisian. Kasi Humas Polres Toba AKP Bungaran Samosir membenarkan bahwa laporan terkait kejadian ini telah masuk ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Toba pada 25 Juli 2025.
“Benar, ada laporan polisi atas nama korban inisial AS. Saat ini masih dalam proses penyelidikan oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Toba,” jelas AKP Bungaran Samosir kepada wartawan, Selasa (5/8/2025).
Menurut Bungaran, penyidik saat ini sedang melakukan pemeriksaan terhadap pelapor dan korban, serta mengumpulkan keterangan lain untuk mengungkap fakta.
“Ada tiga orang yang diduga terlibat dalam kekerasan ini,” ujarnya.
Saat ditanya apakah kemungkinan adanya upaya damai dapat menghentikan proses hukum, AKP Bungaran menyebut pihaknya terbuka pada mekanisme restorative justice (RJ).
“Kalau kedua belah pihak ada itikad baik untuk berdamai, tentu akan difasilitasi. Tapi proses hukum tetap berjalan sesuai ketentuan yang berlaku,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Toba dr Freddy S Sibarani yang juga menjabat sebagai Plt Direktur RSUD Porsea membenarkan bahwa korban sempat dirawat di rumah sakit.
“Pasien atas nama AS dirawat di ruang VIP RSUD Porsea sejak 24 Juli hingga 26 Juli 2025. Benar, ada permintaan visum dari pihak yang bersangkutan,” kata dr Freddy.
Kasus ini memantik perhatian publik, mengingat sekolah tempat korban menempuh pendidikan dikenal sebagai salah satu sekolah unggulan yang mengedepankan disiplin dan nilai-nilai karakter.
Pihak kepolisian mengimbau masyarakat, khususnya lingkungan pendidikan, untuk bersama-sama menciptakan suasana yang aman dan bebas dari kekerasan, khususnya terhadap anak-anak. (SNC)
Laporan: Jaya Napitupulu