Oleh | Devri Butar-butar
Harapan menjadi anak bangsa yang baik dan menjadi anak yang membanggakan orang tua pasti terlitas di pikiran mereka.
Iya, mereka jiwa-jiwa dini yang resah di masa pandemi, luangkan waktuku untuk membantu mereka mengerjakan tugasnya serta kubagi pengetahuanku yang belum seberapa pada mereka.
Prihatin melihat mereka yang sangat resah dan terbelenggu di masa pandemi ini. Hari demi hari berlalu, aku tetap membantu mereka dengan pengetahuanku yang belum seberapa.
Hingga satu waktu, aku ingin tahu, apa isi hati mereka dengan suasana pandemi dan mengarahkan mereka untuk mencurahkan isi hatinya lewat tulisannya.
Mereka pun mencurahkan semua kegelisahan, keresahan dan keinginannya. Berikut ini, adalah ungkapan isi hati mereka.
Natasya Octavia Doloksaribu, 7 Tahun “Belajar di Masa Pandemi”
“Saya belajar online dari jam 8 sampai jam 12. Saya merasa bosan belajar online. Saya senang belajar di sekolah, dan waktu itu aku senang. Sekarang ada Corona, saya sedih sekali. Jadi mau gimana lagi, aku tetap menerima apa yang terjadi yang penting ada Tuhan, aku hidup bahagia dan merasa senang dengan teman-teman.”
Bunga Septiani Butar Butar, “Bersama Teman Belajar di Rumah”
“Pada 5 Agustus 2021, aku dan teman-teman mulai belajar di rumah. Aku dan teman-teman awalnya senang belajar di rumah dan ternyata aku dan teman- teman merasa tidak senang dengan belajar di rumah. Rasanya aku ingin menjumpai teman-temanku seperti biasa, namun Covid-19 datang dengan tiba-tiba dan aku tidak dapat menjumpai teman-temanku seperti biasa. Rasanya kami bosan dengan belajar di rumah, mengapa Covid-19 datang dengan tiba-tiba ya Tuhan.
Redahkanlah Covid-19 agar kami bisa berjumpa lagi walaupun kami pakai masker dan jaga jarak untuk mematuhi protokol kesehatan. Aku dan teman-teman tidak bisa lagi bermain bersama lagi.”
Esra Doris Tambunan, “Bosan Belajar dari Rumah”
“Saya belajar dari rumah dan saya senang bermain sama teman selama Virus Corona. Cepat pulang lah virus Corona, saya sedih belajar di rumah dari dari jam 8 pagi. Saya senang belajar dari sekolah.
Yang terakhir ini adalah bentuk curahan hati dari anak yang berusia 12 tahun namun memiliki sedikit kekurangan namun dia istimewa bagi kelompok belajar kami, karena dia punya niat belajar yang kuat.
@Penulis, mahasiswa PGSD Universitas HKBP Nommensen Kota Pematangsiantar, dan aktiv di Komunitas Studi Pendidikan Merdeka (KSPM)