Oleh | Jona Sipayung
Saat wabah Corona pertamakali melanda dunia, semua orang panik. Semua orang pun menjadi tinggal di rumah dan tidak keluar. Dan pemerintah pun menyuruh semua rakyatnya untuk memakai masker jika ingin keluar.
Tetapi, walau pun pemerintah menyuruh semua rakyatnya untuk tetap di rumah dan memakai masker jika ingin keluar, ada juga yang melanggar perintah pemerintah seperti tidak memakai masker, tidak mencuci tangan, dan tidak menjaga jarak.
Salah satu korbannya, adalah opung saya, dan opung saya pun dirawat di rumah sakit selama 10 hari dan isolasi mandiri selama 14 hari.
Karena Corona ini, semua anak-anak sekolah mengadakan zoom/google meeting akibat tidak bisa sekolah. Dan semua anak-anak pun belajar secara online/melalui Hp.
Tetapi menurut saya, lebih bagus sekolah tatap muka jika diizinkan pemerintah, karena kalau belajar secara tatap muka, bisa belajarnya semakin fokus dan mengerti dan juga bisa bertemu dengan teman-teman dan guru-guru yang sangat saya sayangi.
Dan karena bapakku bosan di rumah, bapakku pun mengajakku ke ladang. Ladang kami ada di Pane Tongah, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun.
Dalam perjalanan kami tetap memakai masker. Sesampai di ladang kami langsung mengambil pisang dan sayur daun ubi. Setelah itu kami pun pulang ke rumah.
Sampai di rumah mamakku memasak pisang goreng dan kami pun memakannya.
Harapan saya kepada pemerintah, supaya rakyat disadarkan untuk tetap melaksanakan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dan menghindari kerumunan), supaya memutus mata rantai penularan Covid-19.
@Penulis, siswa Kelas 5 SD Kristen Gloria Anak Bangsa, dan bergabung serta aktif di Rumah Baca PELITA BANGSA