Simada News
Rabu, 20 Agustus 2025
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV
Simada News
No Result
View All Result
Simada News
No Result
View All Result
  • SMSI
  • google news
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Labuhan Batu Raya
  • Pesona
  • Sudut Pandang
  • Tokoh
  • SimadaTV
ADVERTISEMENT
Home KESEHATAN

Tanaman Rimpang seperti Jahe dan Kunyit Disebut Ampuh Antisipasi Virus Corona Tak Masuk ke Indonesia

Simadanews.com by Simadanews.com
17 Februari 2020 | 17:19 WIB
in KESEHATAN
Share on FacebookShare on Twitter

SimadaNews.com-Indonesia belum menemukan satupun pasien positif virus corona di dalam negeri. Virus jenis baru asal Wuhan Tiongkok, yang kini bernama COVID-19 itu, sudah menyebar lintas negara tetapi tidak di Indonesia. Sempat terjadi polemik tentang keraguan terhadap sistem deteksi fasilitas kesehatan yang dimiliki Indonesia.

Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga Prof. Dr. CA Nidom drh MS, dalam analisanya mengungkapkan, belum ada kasus virus corona di Indonesia dikarenakan memiliki pertahanan tubuh atau daya tahan yang kuat? Mengapa bisa demikian? Ternyata kuncinya ada pada rimpang yang selalu rutin dikonsumsi orang Indonesia setiap hari.

Menurut Prof. Nidom, secara tidak sadar masyarakat Indonesia mengonsumsi rimpang seperti bumbu dapur dalam nasi kuning, nasi rempah, atau aneka masakan lainnya.

Dalam setiap masakan pasti masyarakat tanah air menggunakan jahe, kunyit, dan lainnya. Bahkan ada sebagian orang yang mengonsumsi jamu-jamuan secara rutin.

Nah lalu apa kaitannya rimpang dengan virus corona asal Wuhan? Ternyata, kata Prof. Nidom, kandungan senyawa curcumin di dalam rimpang yang disebut empon-empon dalam bahasa Jawa itu, bisa menjadi blokir atau menahan virus.

Proses Infeksi Virus Corona

Prof Nidom menjelaskan, mekanisme interaksi atau infeksi dari virus yang masuk ke dalam paru-paru. Jadi virus flu burung, influenza, TBC, kalau masuk ke dalam paru-paru maka akan masuk ke dalam sel. Termasuk COVID-19, akan masuk ke dalam sel paru.

Setelah itu virus itu mengembangkan diri, memperbanyak diri, reproduksi diri di dalam sel itu. Kemudian setelah virusnya banyak, maka virus akan keluar dari sel.

“Keluarnya virus ini bukan hanya virus itu yang keluar, tapi karena sel ini rusak maka juga mengeluarkan seluruh zat di dalam sel,” paparnya.

Virus itu mengeluarkan zat-zat dari sel termasuk yang bermanfaat dan yang beracun. Salah satu zat yang keluar dari sel adalah Sitokin.

Apa itu Sitokon?

Sitokin, adalah salah satu zat dikeluarkan dari sel. Sitokin adalah salah satu reaksi karena adanya virus di dalam sel. Jadi ketika virus masuk ke dalam sel, pada waktu keluar membuat Sitokin ikut muncul.

“Sitokin itu bersifat merusak sel-sel yang ada di sebelahnya. Dengan rusaknya sel-sel di sebelahnya maka sel itu juga akan keluarkan Sitokin. Sitokin-sitokin itu yang disebut dengan Badai Sitokin,” sebut Prof Nidom.

Sehingga yang merusak sel paru bukan virus tersebut, tapi Sitokin-sitokin tersebut. Nah keparahan Sitokin, tergantung dari keganasan virus itu.

“Itu yang menyebabkan rusaknya paru-paru yang kita sebut dengan pneumonia berat. Jadi pneumonia berat bukan semata-mata disebabkan oleh virus Korona. Tapi sitokinnya itu yang menyebabkan,” katanya.

Penelitian Kandungan Curcumin

Kembali pada penelitian 15 tahun lalu sekitar tahun 2008-2009, saat flu burung beredar. Ketika itu, flu burung juga menyerang paru-paru. Dan targetnya bahkan setelah terserang, 100 persen langsung membuat pasien meninggal.

“Nah Curcumin saat itu dikatakan bisa memblok terbentuknya Sitokin. Jadi Curcumin bukan membunuh virus ya, tapi mem-blok sitokin itu tadi. Dengan adanya blokir dari Curcumin maka Sitokin bisa dikurangi efeknya. Nah konsep inilah yang bisa digunakan untuk Coronavirus,” jelasnya.

Virus flu burung sewaktu menginfeksi seseorang juga merusak sel, mengeluarkan macam-macam sitokin, banyak jenisnya. Setiap virus punya gertakan berbeda antara satu virus dengan yang lain.

“Saya bandingkan, virus flu burung, hasil Sitokinnya mirip dengan gertakan yang dikatakan peneliti di Wuhan bahwa COVID-19 ini menggertak Sitokin yang mirip dengan flu burung. Oleh karena itu formulasi Curcumin itu bisa dipakai untuk mencegah atau mengendalikan Coronavirus,” paparnya.

Curcumin Ada di Rimpang

Curcumin ada dalam kandungan rimpang atau empon-empon. Prof Nidom menyebutnya dengan istilah The Power of Empon-Empon. Misalnya pada jahe, kunyit, temulawak dan lainnya.

“Itu kan sehari-hari diminum oleh orang Indonesia. Kan enggak pernah kita dengar orang keracunan minum itu. Artinya ini aman. Tinggal kita tingkatkan formulasinya. Misalnya jahe ditambah, temulawak dikurangi dan lainnya. Ini kami teliti setelah dapat virusnya,” paparnya.

“Sadar tak sadar orang konsumsi ini setiap hari dalam penggunaan bumbu dapur. Kan ada bumbu lengkap. Palumara, nasi kuning, dan lainnya. Tercampur dalam makanan kita sejak lama. Cuma formulasinya belum ditentukan. Kemudian orang ke supermarket, kan juga banyak minuman itu,” ujarnya.

Maka, dengan kebiasaan sejak lama masyarakat Indonesia mengonsumsi rimpang membuat pertahanan tubuhnya kuat. Maka dari itu, dia meminta masyarakat Indonesia tidak terlalu panik. Justru obatnya bisa jadi ternyata ada di sekitar kita.

Dia meminta masyarakat untuk membudidayakan tanaman obat keluarga (Toga) seperti rimpang.

“Saya asumsikan bahwa pertahanan orang Indonesia cukup bagus. Karena memang tanpa disadarai sudah konsumsi penghambatnya sejak lama. Kebetulan patogenesis virus wuhan, lebih rendah dari flu burung,” jelasnya.

“Jangan panik hadapi situasi ini. Rutin minum teh masukkan jahe, serai, dan lainnya. Atau minum temulawak. Kalau mau ke luar negeri, boleh dong bawa rimpang-rimpang itu ke sana, biar tetap sehat,” katanya tertawa.

Kemungkinan Lain: Faktor Etnis

Menurut Prof Nidom, tak hanya darah orang Indonesia yang punya sitem pertahanan yang kuat. Akan tetapi kemungkinan besar virus corona memang dipengaruhi oleh faktor genetik.

Bisa saja virus itu hanya menyasar pada Mono-etnik reseptor atau satu etnis.

“Saya melihat data pendekatan sepertinya menyasar 1 etnik tertentu. Sasarannya Mono-etnik reseptor. Yang sekarang ini data 99 persen lebih menyerang orang-orang di daratan sana, di Wuhan dan Tiongkok. Demikian juga di Singapura, Thailand, dan Filipina adalah imigran,” jelasnya.

Namun tetap harus dianalisa dan diwaspadai. Jika ada gelombang kedua virus seperti kemungkinan melompat pada Multi-etnik reseptor. Misalnya saja ada ras kaukasoid atau orang Barat di Inggris yang terkena. Atau Warga Negara Indonesia di Singapura.

“Nah itu menarik, apakah akan jadi gelombang kedua? Multi-etnik resptor. Itu harus jadi perhatian bersama. Dan itu berbeda ya jika menbandingkan struktur DNA warga keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia. Maka ini harus dikaji lebih jauh lagi,” tutup Prof. Nidom. (snc)

Sumber:cnndanjawapos

Editor: Hermanto Sipayung

 

Share228Tweet143Pin51

Berita Terkait

Ilustrasi penyakit nyeri sendi atau geja asam urat.

Rahasia Mengatasi Nyeri Sendi: Tips Teruji untuk Menyiasati Asam Urat

24/03/2024

SimadaNews.com-Penyakit asam urat adalah kondisi yang disebabkan oleh penumpukan asam urat di dalam tubuh, yang biasanya terjadi karena metabolisme purin...

385 Orang setiap Hari Meninggal Dunia karena Penyakit TBC

18/02/2024

SimadaNews.com-Sebanyak 385 orang setiap hari meninggal dunia karena mengidap penyakit Tuberkolosis atau TBC. Hal itu disampaikan, Guru Besar Tetap dalam...

5 Manfaat Bila Rutin Minum Jus Bayam

17/02/2024

SimadaNews.com- Bayam merupakan jenis sayuran hijau bisa dinikmati dalam berbagai bentuk sajian, mulai dari sup, tumis bahkan dalam bentuk jus....

Ini Bahaya Konsumsi Makanan Ringan Kemasan…

22/01/2024

SimadaNews.com-Makanan ringan kemasan atau yang dikenal sebagai cemilan merupakan makanan yang biasa dikonsumsi diantara waktu makan yang berguna untuk menahan...

dr Susanti Kunjungi Puskesmas Ksatria dan Pardamean

08/01/2024

SimadaNews.com - Memastikan pelayanan kesehatan sudah berjalan dengan baik kepada masyarakat, Wali Kota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani kunjungi Puskesmas...

Gandeng Yayasan Buddha Tzu Chi, Lapas Tebing Tinggi Gelar Bakti Sosial Kesehatan WBP

10/12/2023

SimadaNews.com-Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tebing Tinggi bersama Yayasan Buddha Tzu Chi dan Tzu Chi International Medical Association (TIMA) mengadakan...

Berita Terbaru

News

140 Kios di Pajak Baru Serbelawan Ludes Terbakar, Api Diduga Berasal dari Sisa Bakaran Sampah

19 Agustus 2025 | 19:21 WIB
News

Indibiz dan Wifi Managed Service Dukung Transformasi Digital di Yayasan Perguruan Kristen Hosana

19 Agustus 2025 | 17:24 WIB
News

Lomba Vocal Solo Desa Bandar Tinggi Resmi Ditutup, Peserta Antusias dan Warga Bangga

19 Agustus 2025 | 16:16 WIB
News

Karhutla di Haranggaol, Warga Panik Api Hampiri Pemukiman

19 Agustus 2025 | 16:05 WIB
News

Bupati Samosir Apresiasi Paskibraka “Kalian Kebanggaan Kami”

18 Agustus 2025 | 22:56 WIB
News

HUT ke-80 RI di Sambosar Raya Meriah, Pangulu Ajak Warga Jauhi Narkoba

18 Agustus 2025 | 20:18 WIB
News

Pasar Serbelawan Jadi Lautan Api, Pedagang Menangis Histeris Lihat Kiosnya Hangus

18 Agustus 2025 | 18:41 WIB
News

Pengurus Namaposo  GKPS: Instruksi Sinode Nyanyikan Indonesia Raya di Gereja Jadi Simbol Nasionalisme

18 Agustus 2025 | 16:15 WIB
News

Daftar Lengkap Juara Aquabike World Championship 2025, Danau Toba Jadi Sorotan Dunia

18 Agustus 2025 | 14:02 WIB
News

Diserahkan Bupati Samosir, 86 Warga Binaan Lapas Pangururan Terima Remisi Kemerdekaan

18 Agustus 2025 | 12:30 WIB
News

Final Menegangkan, Israel Kalahkan STP dan Boyong Piala IPK CUP Haranggaol 2025

18 Agustus 2025 | 12:05 WIB
News

Dari Upacara hingga Panjat Pinang, Haranggaol Rayakan HUT RI ke-80 Penuh Semarak

18 Agustus 2025 | 09:03 WIB
  • Redaksi
  • Terms
  • Policy
  • Pedoman

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba

slot gacor
slot gacor
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba

xnxx