SimadaNews.com – Indonesia menerima kedatangan vaksin COVID-19 merk AstraZeneca (Direct Purchase) sebanyak 1.302.600 dosis tahap 132.
Berdasarkan pantauan di lokasi, vaksin tersebut tiba di Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Tangerang, Banten pada pukul 17.25 WIB yang dibawa menggunakan pesawat maskapai Korean Air dengan nomor penerbangan KE8629.
Ketibaan vaksin AstraZeneca ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan vaksin untuk program vaksinasi nasional.
Pemerintah terus mendatangkan vaksin dari berbagai produsen melalui berbagai jalur.
Selain pembelian langsung, Indonesia juga mendapatkan donasi baik dari kerja sama bilateral maupun multilateral.
Tidak hanya itu, sebelumnya Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan menjelang akhir 2021 pemerintah akan terus berusaha meningkatkan lagi percepatan vaksinasi yang sempat menurun beberapa waktu terakhir.
“Salah satu penyebabnya adalah sikap pilih-pilih merek vaksin oleh masyarakat,” ujarnya.
Ia meminta masyarakat tidak pilih-pilih dan menunggu jenis vaksin tertentu sebab, di saat bersamaan Indonesia masih membutuhkan vaksin jenis Sinovac untuk dosis kedua, termasuk untuk segera memulai vaksinasi kepada anak rentang usia enam tahun ke atas.
“Seluruh vaksin COVID-19 yang disediakan oleh pemerintah sudah aman dan berkhasiat serta telah lulus uji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan,” katanya.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak perlu ragu dan menunda vaksinasi hanya karena ingin mendapatkan vaksin dengan merek tertentu.
Saat ini, penting bagi semua masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi sehingga kekebalan kelompok sebagai benteng pertahanan dapat terwujud.
Pandemi tidak bisa dikendalikan kalau baru sebagian masyarakat mendapatkan vaksinasi.
“Setidaknya kita membutuhkan 70 persen masyarakat telah divaksin dengan apapun jenis vaksinnya,” kata dia.
Selain vaksinasi, pemerintah terus mengingatkan bahwa penerapan protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan.
Masyarakat juga diingatkan agar tidak lengah karena menurunnya tingkat penularan.
“Di sejumlah negara, tingkat penularan kembali meningkat. Jangan sampai Indonesia juga seperti itu,” kata Nadia. (InfoPublik.id/***)