SimadaNews.com – Wali Kota Medan, Bobby Nasution melaunching pilot project penanggulangan dan penanganan sampah domestik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Sabtu (03/072021).
Program pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi Advanced Land Fill Mining With Material & Energy Recovery (Alfimer) ini, diharapkan dapat mengatasi permasalahan sampah di TPA Terjun dan mengubah status “Medan Kota Terjorok.”
Dijelaskan Wali Kota, TPA Terjun menggunakan sistem open dumping, sehingga Kota Medan mendapatkan status Kota Terjorok dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Tentunya guna merubah status ini pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi Alfimer harus dilakukan. Selain itu Pemko Medan juga berkomitmen untuk mengubah status Kota Terjorok dengan menyiapkan 50 hektare lahan TPA regional baru di Talun Kenas, Deli Serdang. TPA baru ini nantinya bakal memakai sistem sanitary landfill.
“Kita menargetkan Medan tak lagi menjadi salah satu kota terjorok di Indonesia. Hal ini dengan merubah sistem pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA) yang selama ini menggunakan sistem open dumping menjadi sistem sanitary Landfill. Dengan begitu Medan tidak lagi menjadi kota terjorok di 2024,” kata Wali Kota di hadapan Ketua TP PKK Kota Medan Ny Kahiyang Ayu Bobby Nasution, Wakil Wali Kota, Aulia Rahman, Wali Kota Binjai, Amir Hamzah, Bupati Serdang Bedagai, Darma Wijaya, Wakil Bupati Serdang Bedagai, Adlin Umar Tambunan, dan Bupati Kabupaten Karo, Corry Sriwati Sebayang.
“Permasalahan di TPA Terjun sudah terlanjur pakai open dumping harus juga bisa diselesaikan. Ini nggak boleh kita tinggalkan masalah tanpa ada solusinya. Jadi hari ini, bagaimana penyelesaiannya ini, bagaimana penumpukan yang hari ini ada bisa kita kurangi tahun ke tahun, waktu ke waktu untuk pemanfaatan yang lebih ekonomis bagi masyarakat ke depan seperti mengubah sampah menjadi pupuk dan cairan sejenis disinfektan,” katanya.
Sebelumnya itu Muhammad Yani dari PT Mitra Biosis Ekoteknik (MBE) sebagai pihak yang melakukan Pilot Projects menjelaskan, pengolahan sampah teknologi Alfimer menggunakan gabungan bioteknologi upstream yang diinvensi dan diinovasi One Biosyis demi mengurai masalah sampah domestik dengan sistem yang lebih efektif, murah, ramah lingkungan dan mudah guna.
Kemudian, katanya, dengan sistem ini mendapatkan energi alternatif dengan lebih murah dan optimum untuk memproduksi listrik dan bahan bakar.
Sementara itu Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, HM Husni menjelaskan, program ini adalah konsep penanggulangan sampah pada sumbernya. Disadari TPA Kota Medan tinggal satu dan hanya 4 hektar yang dapat dikelola secara optimal.
“Artinya jika tidak dilakukan upaya pemprosesan Sampah di TPA Terjun maka dikhawatirkan dua sampai empat tahun lagi kawasan ini tidak akan mampu menampung sampah. Sambil menunggu TPA Regional, kita melakukan upaya pemprosesan dan pengolahan sampah di TPA Terjun,” katanya.
Dijelaskan Husni pengolahan sampah dengan menggunakan sistem Bio Teknologi ini mampu mengurangi lebih dari 50% volume sampah yang diolah dalam 7-14 hari.
“Ini sangat signifikan karena area lahan TPA Terjun yang padat saat ini dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu yang lebih lama dan hampir tanpa batas. Di samping itu juga solusi hijau, ramah lingkungan dan akan membantu mengingkatkan perlindungan lingkungan secara signifikan,” kata Husni. (***)