SimadaNews.com-Warga Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, merasa heran dengan adanya rencana pembangunan dermaga di lahan depan Atsari Hotel. Pengakuan Camat James Siahaan kepada warga, bangunan itu merupakan bantuan CSR dari salah satu perusahaan di Jakarta.
Pak Sinaga salah seorang warga kepada SimadaNews menuturkan, adanya rencana pembangunan dermaga itu membuat mereka bingung. Sebab selama ini, lahan itu merupakan menjadi lokasi mangkal scoter dan sepeda air yang dikelola Budianto Sijabat.
Selain itu, rencana pembangunan dermaga tidak etis. Sebab sekitar 50 meter dari lokas ada dermaga umum yang lebih layak diperbaiki.
”Kalau mau buat dermaga, kenapa harus yang baru. Kan ada dermaga umum yang maunya diperbaiki supaya lebih bagus menjadi sandaran kapal,” kata Sinaga
Budianto Sijabat ditemui secara terpisah, mengaku heran dengan adanya rencana pembangunan dermaga yang berada di lokasi lahan yang dikelolanya. Dia menduga adan konsfirasi pihak tertentu atas pengelolaan pantatai dan dermaga perahu bebek.
Sijabat menuturkan, dia sudah sangat lama mengelola lahan itu atas izin yang diberikan Lurah Parapat No.300/84i/KLP, perihal persetujuan pengelolaan pantai Danau toba sejak Tahun 2003. Lahan itu diperuntukkan sebagai tempat parkir sepeda air dan scuter yang terletak diantara lokasi Toba Hotel dan kantor perwakilan Silintong Hotel dengan ukuran lebih kurang 8 x 15 meter.
”Selama ini, kita diminta untuk mengelola dan membersihkan lahan. Bahkan dilarang mendirikan bangunan. Makanya heran juga, tiba-tiba ada material bangunan katanya akan mendirikan dermaga,” akunya.
Sijabat mengungkapkan, dia pernah meminta penjelasan dari pihak kecamatan atas rencana itu. Jawaban dari Camat Girsang Sipangan Bolon, akan mendirikan bangunan dermaga di titik tersebut. Padahal dari titik tersebut sekitar 50 meter, ada dermaga umum yang butuh dana untuk diperbesar atau di embangkan.
“Jangan-jangan ini hanya akal-akalan. Nantinya, bangunan itu bukan untuk dermaga tapi untuk bangunan lain,” ujar Sijabat.
Sementara Camat Girsang Sipangan Bolon James Siahaan ketika dikonfirmasi, terkait rencana pembangunan dermaga itu, mengaku adanya rencana pembangunan itu karena ada bantuan CSR. Namun dirinya bukanlah pengelola CSR yang dimaksud dan hanya menentukan titik lokasi bangunan atas bantuan itu.
”Rencananya ada vendor BUMN Jiwasraya yang akan membangun. Tetapi sudah dibatalkan karena vendor merasa tidak nyaman karena banyak pihak mencampuri,” kata James.
James menambahkan, pihak vendor sudah memindahkan lokasi bantuan CSR itu ke daerah lain. Dan kondisi itu merupakan suatu kerugian dalam hal pengembangan lokasi wisata.
”Gimana dibuat Bang. Banyak yang ikut campur, yang tidak berkompetenpun ikut mencampuri. Jadi pihak vendor mengalihkan bantuannya. Ini menjadi preseden buruk, nantinya orang bisa berat berinvestasi di Parapat,” aku James. (win/mas/snc)