SimadaNews.com-Penyakit Difteri sudah masuk ke wilayah Siantar-Simalungun. Bahkan ditemui lima pasien sempat dirawat di Rumah Sakit Vita Insani (RSVI) Pematangsiantar. Bahkan, pihak RSVI menganggap kejadian itu merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Surat edaran itu diperoleh dari salah seorang warga Kota Siantar yang mengirimkannya ke pesan WhatsApp SimadaNews, Senin (5/2) malam. Surat Edaran itu No.01390/PPI-RSVI/II/2018, tentang Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri.
Surat yang ditandatangani Direktur Utama RS Vita Insani dr Alvin Hoza MM, tanggal 5 Januari 2018 menyebutkan, rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit.
Dengan adanya LIMA kasus Difteri yang ditangani di RSVI, maka hal ini dapat dianggap sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Dalam surat itu, diimbau kepada seluruh petugas agar menerapkan kewaspadaan standart dan transmisi dengan konsisten melakukan kebersihan tangan (5 moment dan 6 langkah sesuai WHO) dan memakai pelindung hidung dan mulut (masker).
Meskipun ada pihak rumah sakit menyebutkan kasus difteri sudah menjadi Kejadian Luar Biasa. Berbeda dengan pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Kota Siantar dr Ronal Saragih.
Saat relis pers, Senin (5/2) Dr Ronal Saragih yang didampingi sejumlah dokter dan pegawai Dinkes, menyebutkan pasien positif difteri belum ditemukan di Kota Siantar.
Dan dinas kesehatan akan bergerak cepat untuk melakukan tindakan-tindakan antisipasi.
- Ronald menjelaskan, tim dari dinas kesehatan siaga 24 jam untuk mendeteksi bila ada pasien yang dinyatakan suspect atau diduga terkena difteri.
” Bila dapat informasi baik itu dari rumah sakit, pusat pelayanan yang ada dan masyarakat, tim langsung terjun ke lokasi,”, tegasnya.
Dia mengimbau masyarakat, untuk mengantisipasi faktor perubahan iklim dimana saat ini kondisi kesehatan harus dijaga dan segera melaporkan ke Dinkes, melalui puskesmas bila mengalami demam disertai amandel untuk diberikan pengobatan dan observasi. Dia menjelaskan, penyakit difteri hampir sama gejalanya dengan radang tenggorokan, duksolitis dan faringitis.
Hal senada, disampaikan dr Dorlin Sirait. Dia menambahkan tim Dineks siaga 24 jam untuk mendeteksi penyebaran penyakit difteri,
“bila ada informasi kita terus turunkan staf untuk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dan mencari riwayat kasus tambahan serta kontak langsung” katanya.
Sementara data diperoleh, Bumi Simorangkir (4,5), warga Nagori Serapuh, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun sudah dinyatakan positif difteri.
Selain itu, ada seorang anak dan dewasa yang terindikasi terjangkit penyakit mematikan itu di Kota Siantar. (mas/snc)