SimadaNews.com-Setiap bulan jumlah Keramba Jaring Apung (KJA) di pesisir Danau Toba Haranggaol, terus bertambah. Kondisi ini, membuat semakin tercemarnya danau dan semakin merusak ekosistem serta lingkungan.
Sekretaris Umum Assosiasi Badan Lingkungan Hidup Dearma Haranggaol Horisan, Chandra Purba kepada SimadaNews, Kamis (22/2) mengatakan semakin bertambahnya jumlah KJA di Haranggaol sudah kondisi memprihatinkan, karena oknum-oknum sudah tidak lagi memikirikan kelangsungan lingkungan dan hanya memikirkan kepentingan usaha.
Hal senada disampaikan Ray Sitio, salah seorang warga Haranggaol. Dia menyebutkan, penambahan KJA sudah sangat meresahkan warga khususnya para pemilik KJA yang tidak memiliki modal banyak, dan hanya memang cukup memenuhi ekonomi keluarga.
Terpisah, Rikson Saragih menyatakan pertambahan jumlah KJA yang terus menerus merupakan tindakan pelanggaran kesepakatan yang sudah dibuat beberapa waktu lalu.
Selain itu, sudah melanggar Surat Edaran Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumut Tahun 2016, perihal moratorium KJA.
Menurut Rikson, sesuai daya dukung kapasitas danau di Haranggaol, ideal 4.000 lobang. Tetapi fakta di lapangan, kini sudah lebih dari 6.000 lobang.
Dia menambahkan, kondisi ini akan berdampak pada pencemaran serta nantinya bisa mengulang bencana yakni kematian ikan massal karena
over kapasitas saat danau drop oksigen.
“Kita tidak menginginkan kematian ikan mas secara massal seperti beberapa waktu lalu terulang lagi. Jadi harapan kita hendaknya jangan ada lagi penambahan KJA,” katanya. (soe/mas/snc)