SimadaNews.com-Hingga November, pencapaian ekspor teh mencapai Rp1,5 triliun. Hal itu terungkap pada Pertemuan Tahunan Anggota Dewan teh Indonesia, yang diadakan di Ruang Rapat Ditjen Perkebunan Kementan beberapa hari lalu.
Dirjen Perkebunan Ir Bambang, MM menyampaikan bahwa komoditas Teh turut berkontribusi terhadap perekonomian nasional, data menunjukkan ekspor teh meningkat 1 persen dari tahun 2016 sebesar Rp1,51 triliun menjadi Rp1,53 triliun pada tahun 2017, dan sampai dengan September 2018, kontribusi ekspor teh sudah mencapai Rp1,23 triliun.
“Rusia, Malaysia dan Pakistan adalah 3 negara tujuan ekspor teh Indonesia dengan kontribusi mencapai 41 persen,” tutur Bambang
Bambang membeberkan, walaupun secara rata-rata pertumbuhan areal dan produksi nasional 2014-2017 menurun tetapi di tahun 2018 mulai menunjukkan peningkatan terutama produksi dari 139,36 ribu ton menjadi 140,23 ribu ton sampai dengan September 2018.
Tentunya, lanjut Bambang, diharapkan untuk memajukan teh nasional dibutuhkan sinergitas dan peran semua pihak, terutama petani dan industri untuk meningkatkan daya saing teh nasional.
Karena menurut amanat UU, petani teh wajib hukum nya bermitra dengan industri nya. Ringkas Dirjen Perkebunan
Bambang mengungkapkan dari catatan Dirjen Perkebunan, Saat ini baru 1 produk teh Indonesia yang punya daya saing terbaik yaitu Teh Java Preanger yang sudah mendapat sertifikasi Indikasi Geografis pada tahun 2015 lalu.
“Mari kita tingkatkan mutu teh Indonesia, saya harap peran Dewan Teh Indonesia untuk mendorong munculnya teh Indonesia yang ber-IG dan memiliki kualitas sesuai dengan permintaan pasar,” imbau Bambang
Dia mengungkapkan, selama 5 tahun ini, bentuk perhatian dan komitmen Menteri Pertanian dalam pengembangan komoditas perkebunan sangat tinggi terutama untuk mengangkat produksi teh nasional.
” Selama 2014-2019 untuk pengembangan teh, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan mengalokasikan pengembangan teh seluas 11.310 hektar yang terdiri dari intensifikasi 6.870 hektar dan rehabilitasi 4.440 hektar” jelas Dirjen Perkebunan
“Lokasi pengembangan tersebut dipilih sesuai lokasi yang ditetapkan Menteri Pertanian menjadi kawasan pengembangan teh nasional salah satunya Jawa Barat dengan kontribusi produksi teh nasional mencapai 71 persen,” ungkapnya lagi.
Bambang menegaskan, Kebijakan Ditjen Perkebunan kedepan adalah bagaimana mempertahankan areal teh nasional sekaligus meningkatkan produktivitas dan mutu nya. Juga perlu diperhatikan terkait keamanan pangan, “karena untuk produk teh yang diekspor harus disesuaikan dengan standarisasi permintaan negara tujuan ekspor”. Pungkas Bambang