SimadaNews.com-Menjelang proses revalidasi Toba Caldera UNESCO Global Geopark (UGGp), Bupati Samosir Vandiko T. Gultom menyatakan kesiapan dan komitmen Pemerintah Kabupaten Samosir dalam mendukung penuh upaya meraih kembali “green card” dari UNESCO.
Pernyataan tersebut disampaikan Vandiko dalam rapat persiapan revalidasi yang dipimpin Gubernur Sumatera Utara Bobby Afif Nasution di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, pada 30 Mei 2025.
“Pemkab Samosir optimis dan mendukung agar Geopark Kaldera Toba kembali mendapatkan kartu hijau. Saat ini, lima geosite yang berada di wilayah Kabupaten Samosir masih terjaga dan terawat dengan baik,” ujar Bupati Vandiko.
Adapun kelima geosite yang dimaksud meliputi: Pusuk Buhit, Tele–Efrata–Sihotang, Huta Tinggi–Sidihoni, Simanindo–Batu Hoda dan Ambarita–Tuktuk–Tomok
Selain itu, terdapat satu Pusat Informasi Geopark yang berada di Sigulatti, Kecamatan Sianjur Mulamula.
Vandiko menambahkan bahwa sejak Toba Caldera resmi menjadi anggota UNESCO Global Geopark pada 2020, pihaknya telah mengeluarkan berbagai regulasi dan kebijakan untuk menjaga keunikan geologi, budaya, dan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut.
Pemkab Samosir juga aktif melakukan pelatihan dan pendampingan terhadap BUMDes, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta komunitas kuliner lokal.
Upaya tersebut membuahkan hasil, antara lain penghargaan bagi Desa Wisata Hariara Pohan yang berada di Geosite Tele–Efrata–Sihotang sebagai juara 2 nasional Anugerah Desa Wisata 2023, dan Desa Huta Tinggi yang masuk lima besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021.
Lebih lanjut, edukasi dan sosialisasi tentang Geopark Kaldera Toba juga dilakukan secara konsisten kepada pengelola geosite, pemerintahan desa, hingga pelajar melalui integrasi kurikulum dan pembangunan Geopark Corner di sekolah.
“Kelestarian budaya dan pengembangan UMKM di sekitar geosite terus kami dorong untuk mendukung ekonomi masyarakat. Kami juga berharap Geosite di Samosir dapat dijadikan lintasan dalam event internasional seperti UTMB (Ultra Trail du Mont Blanc),” ungkap Vandiko.
Kunjungan asesor UNESCO dijadwalkan berlangsung pada 21–25 Juli 2025. Gubernur Bobby menegaskan pentingnya seluruh daerah di Kawasan Danau Toba segera memenuhi berbagai kekurangan, termasuk penguatan edukasi bagi pelaku UMKM sebagai bagian dari pengembangan ekonomi berbasis masyarakat.
“Kita harap kunjungan asesor nanti berujung pada pemberian green card. Semua pihak harus bersatu dan memberikan kontribusi terbaik bagi Toba Caldera Global Geopark,” tegas Gubernur Bobby.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, khususnya dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan. Edukasi kepada masyarakat dan koordinasi dengan aparat penegak hukum disebutnya sebagai langkah penting dalam menjaga kawasan geopark.
Dalam rapat tersebut, turut hadir perwakilan dari Bappenas, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Direksi Toba Caldera UGGp, seluruh kepala daerah dan dinas pariwisata dari kawasan Danau Toba.
Dari Kabupaten Samosir, turut mendampingi Bupati yakni Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Tetty Naibaho serta Kadis Kominfo Immanuel Sitanggang.
UNESCO sendiri memberikan empat rekomendasi utama yang perlu ditindaklanjuti untuk menjaga status Toba Caldera sebagai geopark global, yaitu: Penelitian berkelanjutan dan penyusunan peta geologi, Peningkatan visibilitas informasi melalui panel yang mudah dipahami, Penguatan warisan budaya dan Keaktifan badan pengelola dalam menyelenggarakan event skala nasional dan internasional.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan penandatanganan pernyataan komitmen oleh Gubernur dan tujuh kepala daerah se-Kawasan Danau Toba sebagai bentuk dukungan terhadap proses revalidasi dan keberlanjutan Toba Caldera UNESCO Global Geopark. (SNC)
Laporan: Benry Naibaho