SimadaNews.com-Bursa tokoh yang akan bertarung di Pilkada Simalungun Tahun 2020, semakin ramai. Salah satu tokoh muda mengaku terpanggil untuk melayani masyarakat Simalungun. Namanya, Jufriaman Saragih.
“Saya ingin mengabdikan diri untuk masyarakat di Kabupaten Simalungun. Banyak keunggulan dan potensi yang selama ini belum maksimal disentuh pemerintah. Sementara keunggulan tersebut bisa menambah kesejahteraan masyarakat,” kata Jufriaman Saragih saat berbincang-bincang dengan reporter SimadaNews.com pada Selasa 3 September 2019 lalu.
Putra kelahiran Purba Dolok, Kecamatan Purba ini mengungkapkan, selama ini dirinya sudah memetakan kondisi terkini Kabupaten Simalungun. Termasuk apa yang menjadi kebutuhan priorias masyarakat yang umumnya bermata pencarian sebagai petani.
“Tujuan utama kita memang untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat petani. Penduduk di Kabupaten Simalungun didominasi menggantungkan ekonominya di bidang pertanian. Saya sudah punya konsep mewujudkannya,” pungkas Jufriaman.
Pemimpin harus Jadi Panutan
Jufriaman melanjutkan, pemimpin harus bisa menjadi contoh teladan bagi masyarakat. Rendah hati, tekun, gigih, dan melayani pasti bisa mencapai kesuksesan. Kemudian, saling menghargai dan menghormati dengan Simalungun Jaya.
Selain itu, pemimpin juga harus rela berkorban dan berintegritas.
“Tidak ada yang tidak bisa kalau kita bisa jadi panutan,” lugas Jufriaman.
Jufriaman pun mengaku, sudah mengambil formulir pendaftaran dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Simalungun. Dan dia datang langsung ke kantor DPC PDIP Simalungun, sebagai bentuk keseriusannya meloby supaya dirinya diusung partai besutan Ketua Umum Megawati Soekarno Putri itu.
Profil Jufriaman Saragih
Pria yang sudah malang melintang di berbagai perusahaan ini, lahir di Purba Dolok Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun.
Masa kecil hingga remajanya, Jufriaman yang merupakan anak petani ini, pulang sekolah turut membantu orangtuanya bertani. Selain itu, Jufriaman juga melakukan aktivitas jadi pengembala kerbau.
Lahir dari keluarga kurang mampu. Tdak membuat Jufriaman Saragih menyerah. Dia memacu semangatnya untuk berjuang.
Lulus SMA, Jufriaman menguji nasib ke Jakarta dan memulai berbagai pekerjaan, seperti mengayuh becak, supir oplet dan bekerja apapun yang bisa menambah penghasilannya.
Sembari bekerjsa semerawutan di Jakarta. Jufri panggilan akrabya mencoba peruntungan melamar pekerajaan di perusahaan property atau develover ternama di Jakarta. Dia pun diterima dan menekuni pekerjaan yang diraihnya itu.
Karena keuletan dan semangat juang tinggi, karier Jufri semakin membaik di perusahaannya hingga dia dipercaya mejadi General Manager (GM), padahal waktu itu umurnya masih terbilang muda. Bahkan pada masa itu, Jufri merupakan GM termuda di perusahaan itu dan juga GM terlama di perusahaannya bekerja.
Bermodalkan pengalaman yang mumpuni dan mental yang telah ditempa, membuat beberapa perusahaan besar ingin memakai jasa dan pengalamannya untuk mengelola perusahaan mereka.
Jufri dihunnjuk sebagai Direktur. Dia pun berhasil mengembangkan perusahaan yang dipercayakan padanya dengan hasil kerja berhasil membuka perusahaan di bidang property, jasa konsultan, kontraktor dan juga perusahaan penyedia baja.
Meskipun sibuk mengurusi pekerjaan, Jufri juga tidak lupa bersyukur atas karunia yang diberikan kepadanya. Jufri juga menjadi hamba tuhan melayani jemaat.
Kerinduan melayani masyarakat, dibuktikan Jufria dengan pulang kampung ke Simalungun. Dia memulai membina jemaat yang dulunya sulit berkembang di beberapa perkampungan kecil di Simalungun. Dan kini, para jemaat yang dilayani dan dibina sudah bertumbuh dan berkembang.
Jufri juga terlibat aktif dalam upaya pengembangan seni kebudayaan, begitu juga industroi perfiliman Indonesia khususnya film yang mengangkat nilai-nilai adat dan budaya serta pesona alam.
Terbukti, Film berjudul “Horas Amang” yang akan tayang serentak di Bioskop seluruh Indonesia pada 26 September mendatang, ternyata salah satu karya keterlibatan Jufri.
Suami dari Rani Sihaloho ini, beranggapan lewat karya seni, dirinya bisa menuangkan ide dan mempromosikan adat dan budaya begitu juga keindahan alam yang ada di Indonesia, khususnya di Simalungun. Dan itu dibuktikannya saat proses penggarapan film Horas Amang, kebanyakan shoting di Kawasan Danau Toba, termasuk daerah Simalungun.
“Kami menyambut baik program Pemerintahan Jokowi yang sudah menetapkan Kawasan Danau Toba sebagai Destiniasi Wisata Skala Prioritas. Makanya kami bersama tim, menggarap film Horas Amang, guna menudung program itu juga,” pungkas bapak tiga anak ini. (snc)
Editor: Hermanto Sipayung