Dia melanjutkan, Kementerian Kesehatan langsung memberikan bantuan Vaksin Anti Rabies (VAR) sebanyak 600 vial dan 40 vial SAR, sedangkan Ditjen PKH memberikan bantuan vaksin Rabies sebanyak 3.000 dosis, dimana pelaksanaan vaksinasi akan dilakukan secara massal dan serentak di Desa yang terdapat kasus rabies.
“Kita akan lakukan vaksinasi yang dikosentrasikan kepada hewan-hewan berpemilik, khususnya di desa yang dilaporkan tinggi kasus gigitan”, kata Fadjar Sumping.
Menurutnya, kegiatan vaksinasi ini mempunyai tantangan di lapangan, yaitu pola pemeliharaan anjing yang diliarkan oleh pemilik. Ia katakan bahwa anjing-anjing di wilayah tersebut kebanyakan mempunyai tugas sebagai penjaga ladang dan berburu, hal ini menyebabkan petugas kesulitan untuk menangani/menghandle hewan tersebut untuk dapat divaksinasi.
Untuk lebih meningkatkan keterampilan dari petugas di lapangan, urai Fadjar, juga telah dilakukan penyegaran tentang penyakit Rabies dan Bimbingan Teknis tentang tata cara pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan oleh Tim dari Ditjen PKH.
“Dukungan dari masyarakat sangat diperlukan, diantaranya segera melaporkan jika ada kasus gigitan HPR kepada petugas setempat”, tutur Fadjar Sumping.
Dia menambahkan, untuk mencegah penyebaran virus lebih luas lagi, Bambang M. Yasin selaku Bupati Dompu telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies di Kabupaten Dompu dan telah mengajukan surat permintaan penetapan status wabah kepada Menteri Pertanian.
Sedangkan Bupati Dompu, Bambang M. Yasin mengapresiasi pengiriman Tim dan bantuan dari Kementan untuk pengendalian dan penanggulangan Rabies di Dompu.
Dia menyampaikan, fokus pertama pengendalian adalah menurunkan kasus gigitan dengan melakukan eliminasi tertarget pada anjing-tidak tidak berpemilik, khususnya di Kecamatan Kempo, Manggelewa, Pajo, Dompu, dan Woja.
Selanjutnya untuk mencegah penyebaran kasus lebih luas ke wilayah lainnya seperti di Sumbawa, serta untuk mengurangi resiko masuknya rabies dari wilayah lainnya, maka Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Propinsi Nusa Tenggara Barat akan mengumpulkan dinas Peternakan se-NTB untuk melakukan koordinasi dalam rangka peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap penyakit Rabies. (rel/snc)