Simada News
Rabu, 15 Oktober 2025
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV
Simada News
No Result
View All Result
Simada News
No Result
View All Result
  • SMSI
  • google news
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Labuhan Batu Raya
  • Pesona
  • Sudut Pandang
  • Tokoh
  • SimadaTV
Home News

Krisis Regenerasi Petani Padi

Simadanews.com by Simadanews.com
15 Mei 2021 | 10:13 WIB
in News
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh | Tonny Saritua Purba, SP

 

KONDISI generasi muda Indonesia saat ini semakin banyak yang menjauhi profesi sebagai petani padi, bahkan telah terjadi di kalangan sarjana lulusan fakultas pertanian itu sendiri.

Bagaimana mengatasi permasalahan tersebut ? Makna profesi petani sejauh ini, baik di kalangan umum maupun di kalangan lulusan fakultas pertanian adalah profesi petani yang masih digambarkan sebagai sebuah pekerjaan lapangan yang melelahkan, penuh lumpur dan kotor, merepotkan dan hasil yang diperoleh tidak seimbang bila dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan.

Sudut pandang negatif dari profesi petani perlu dirubah terlebih dahulu. Jika kita ingin membuat deskripsi baru makna dari petani, perlu terlebih dahulu memahami bahwa substansi dari profesi petani adalah menghasilkan pangan, menjaga stok pangan dan memberikan penghormatan kepada para petani sepuh yang masih tetap sedia menanam padi meskipun keuntungan yang diperolehnya tidak seberapa.

Bila bekerja selalu diorientasikan pada keuntungan rupiah maka tidak akan ada sama sekali generasi muda yang mau menyisihkan perhatiannya untuk mengurusi masalah ini.

Namun bila bekerja dijadikan sebagai ladang ibadah untuk menghasilan beras untuk keberlangsungan hidup umat manusia maka profesi petani bisa menjadi ladang berkah.

Saya sebagaia salah satu Penyuluh Swadaya Petani Padi Indonesia jika saat berkunjung ke sawah  dan melakukan penyuluhan sering menemukan petani sepuh yang sudah berusia diatas 70 tahun.

Saat saya bertanya kepada petani sepuh tersebut kemana anak-anaknya semua, mengapa tidak ada satupun yang membantu bekerja di sawah ? Jawaban petani sepuh tersebut adalah semua anak-anaknya sudah merantau ke kota.

Generasi muda meninggalkan sektor pertanian tentu ada penyebabnya, banyak hal yang melatarbelakangi fenomena tersebut, meski sebenarnya bisa ditarik satu simpulan bahwa perginya para pemuda dari desa karena alasan faktor ekonomi.

Sampai saat ini sektor pertanian dianggap tidak mampu meningkatkan kondisi kesejahteraan para petani bahkan umumnya petani-petani di wilayah pedesaan dikategorikan berada di bawah garis kemiskinan akibat rendahnya pendapatan yang mereka peroleh.

Meskipun demikian, kondisi ini tidak bisa begitu saja dibiarkan. Negara perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk menekan jumlah perpindahan tenaga kerja dari pertanian khususnya generasi muda ke sektor-sektor non pertanian.

Langkah-langkah strategis yang rasanya perlu untuk diambil pemerintah adalah :

  1. Negara perlu melindungi harga bagi para petani, hasil pertanian sebisanyan dihargai dengan nilai yang layak. Produk pertanian umumnya menghadapi harga yang tidak stabil, terkadang harga sangat tinggi, tapi dengan mudahnya harga tiba-tiba jatuh menjadi sangat rendah.Kondisi ini tentunya menyulitkan bagi para petani untuk berkembang, adanya fluktuasi harga yang tidak stabil akhirnya akan menumbuhkan anggapan bahwa petani bukan profesi yang layak untuk dipilih.
  2. Negara perlu memberi bantuan dalam bentuk sarana-sarana produksi pertanian, umumnya petani menghadapi kesulitan memperoleh bahan baku produksi pertanian seperti benih dan pupuk entah karena keadaan yang langka ataupun harga yang terlalu mahal. Tingginya harga serta rendahnya penerimaan dari hasil penjualan hasil panen akibat harga yang tidak stabil tentu sangat membebani petani dan mengurangi jumlah pendapatan yang bisa diperoleh dari tiap siklus produksi.
  3. Adanya lembaga atau kelompok tani di setiap Desa yang berfungsi untuk membantu petani dalam memperoleh informasi terbaru tentang bidang pertanian yang sedang diusahakan atau bidang pemasaran atau membantu dalam aktivitas pengolahan produk. Adanya kelembagaan bisa menjadi bagian dari program penguatan ekonomi di tingkat desa. Jika semakin terjamin kehidupan petani maka semakin besar pula peluang bagi para pemuda untuk kembali ke desa.
  4. Dibutuhkan Penyuluh Pertanian di setiap Desa yang bertugas bukan hanya untuk membantu petani dalam menyerap bantuan dari Kementan tapi juga ikut membangun SDM dan keterampilan para petani seperti mengajarkan cara budidaya, kesuburan tanah, membuat pupuk, penangkaran benih serta pengendalian hama penyakit tanaman termasuk juga membimbing petani agar mau belajar bidang distribusi dan penjualan.
  5. Pemerintah harus melindungi lahan sawah yang ada di daerah, bisa dijadikan sebagai lahan sawah abadi yang tidak boleh dikonversi dan dialih fungsikan. Pemerintah bisa memberikan berupa insentif jika lahan sawahnya ditetapkan sebagai abadi atau masuk dalam peta lahan sawah yang dilindungi Pemerintah, misalnya diwujudkan dalam bentuk subsidi harga jual hasil panen petani, tapi pemberian insentif tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara, jika Pemerintah tidak mau memulainya maka lahan pertanian akan selalu terkonversi, pada saat kehidupan petani sulit maka yang bisa dijadikan rupiah adalah dengan menjual lahan sawahnya, atau minimal petani menggadaikan sawahnya ke pihak ketiga yang secara perlahan juga akan terjual jika pinjamannya semakin besar.
  6. Saat ini lahan sawah selalu beralih fungsi dijadikan pemerintah untuk membangun infrastruktur, pabrik, industri dan perumahan sehingga luas lahan sawah setiap tahun selalu berkurang. Pemerintah perlu melakukan sebuah terobosan dan inovasi agar potensi lahan kering yang ada di Indonesia bisa diberdayakan. Pemerintah perlu membangun Perkebunan Padi Gogo, jika produksi beras hanya diserahkan kepada petani padi saja tentu beberapa tahun kedepan produksinya akan terbatas. Jika ada BUMN mendirikan Perkebunan Padi Gogo maka produksi beras bisa ditingkatkan jumlahnya, impor beras perlahan bisa dikurangi dan juga akan tercipta lapangan pekerjaan buat generasi muda.

 

@Penulis, Penyuluh Swadaya Petani Padi Indonesia

Tags: GenerasiPadiPetani
Share219Tweet137Pin49

Berita Terkait

Gelar Reses, Immanuel Lingga Serap dan Siap Perjuangkan Aspirasi Masyarakat

14/10/2025

SimadaNews.com–Anggota DPRD Kota Pematangsiantar dari Fraksi PDI Perjuangan, Immanuel Lingga, SH, melaksanakan kegiatan Reses II Tahun 2025 untuk Daerah Pemilihan...

Oplus_131072

Progres Perobohan Gedung IV Pasar Horas Capai 35 Persen, Terkendala Cuaca dan Kerusakan Alat Berat

14/10/2025

SimadaNews.com — Progres perobohan Gedung IV Pasar Horas di Jalan Merdeka, Kota Pematangsiantar, telah mencapai sekitar 35 persen sejak dimulai...

Wujudkan Akses Digital Secara Merata, EVP TR 1 Bersama GM Telkom Wilayah Sumut Audiensi ke Kantor Gubernur Sumatera Utara

14/10/2025

SimadaNews.com - Telkom Sumatera terus memperkuat komitmennya dalam memperluas jangkauan layanan digital di seluruh wilayah Sumatera Utara. Komitmen ini ditegaskan dalam...

Baginda Sagala, Bendahara Umum HMI Cabang Labuhanbatu Raya, Kecam Maraknya Peredaran Narkoba

13/10/2025

SimadaNews.com- Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Labuhanbatu Raya, Baginda Sagala, mengecam keras maraknya peredaran narkoba di Kabupaten Labuhanbatu yang...

Herlina Hadiri Ramah Tamah Penyambutan Danrem 022/Pantai Timur yang Baru

13/10/2025

SimadaNews.com –Wakil Wali Kota Pematangsiantar, Herlina, mewakili Wali Kota Wesly Silalahi, menghadiri acara penyambutan Danrem 022/Pantai Timur yang baru dilantik,...

Gerak Cepat, Dirut RSUD Djasamen Saragih Perbaiki Atap Rusak karena Diterjang Angin

13/10/2025

SimadaNews.com — Direktur Utama RSUD Djasamen Saragih, dr Aulia Sukri Sambas MKM, bergerak cepat melakukan perbaikan atap seng gedung rumah sakit...

Berita Terbaru

News

Gelar Reses, Immanuel Lingga Serap dan Siap Perjuangkan Aspirasi Masyarakat

14 Oktober 2025 | 18:06 WIB
News

Progres Perobohan Gedung IV Pasar Horas Capai 35 Persen, Terkendala Cuaca dan Kerusakan Alat Berat

14 Oktober 2025 | 14:26 WIB
News

Wujudkan Akses Digital Secara Merata, EVP TR 1 Bersama GM Telkom Wilayah Sumut Audiensi ke Kantor Gubernur Sumatera Utara

14 Oktober 2025 | 09:22 WIB
News

Baginda Sagala, Bendahara Umum HMI Cabang Labuhanbatu Raya, Kecam Maraknya Peredaran Narkoba

13 Oktober 2025 | 22:37 WIB
News

Herlina Hadiri Ramah Tamah Penyambutan Danrem 022/Pantai Timur yang Baru

13 Oktober 2025 | 21:24 WIB
News

Gerak Cepat, Dirut RSUD Djasamen Saragih Perbaiki Atap Rusak karena Diterjang Angin

13 Oktober 2025 | 19:10 WIB
News

Muhammad Riduan Beri Materi Kepemudaan di PPAB Lintas Komisariat GMNI Cabang Labuhanbatu

13 Oktober 2025 | 16:38 WIB
News

GMNI Labuhanbatu Tegaskan Komitmen Ideologis Lewat Pekan Penerimaan Anggota Baru

13 Oktober 2025 | 14:51 WIB
News

Hujan Deras Tak Surutkan Semangat! Herlina Tetap Hadiri Maulid Nabi di Masjid Al Ikhlas Siantar Martoba

12 Oktober 2025 | 20:18 WIB
News

Bahu Jalan Provinsi Penghubung Kecamatan Raya-Raya Kahean Longsor! Tinggal 1 Meter Lagi Sebelum Putus Total

12 Oktober 2025 | 14:02 WIB
News

Herlina Ajak Masyarakat Bangkit dan Berani Bicara Lawan Kekerasan Lewat Kampanye #RiseandSpeak

11 Oktober 2025 | 21:59 WIB
News

Anak Muda Labuhanbatu Bikin Bangga! Rumah Pemimpin Muda Gelar Lomba Spektakuler Sambut HUT Pemkab ke-80

11 Oktober 2025 | 21:35 WIB
  • Redaksi
  • Terms
  • Policy
  • Pedoman

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba sumber

  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
    slot gacor
    No Result
    View All Result
    • News
    • Ekbis
    • Jagad Raya
    • Komunitas
    • Sudut Pandang
    • Simadagros
    • Asahan
    • Simada TV

    © 2018-2024 Simada News

    rotasi barak berita hari ini danau toba sumber