Simada News
Selasa, 1 Juli 2025
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV
Simada News
No Result
View All Result
Simada News
No Result
View All Result
  • SMSI
  • google news
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Labuhan Batu Raya
  • Pesona
  • Sudut Pandang
  • Tokoh
  • SimadaTV
ADVERTISEMENT
Home News

Krisis Regenerasi Petani Padi

Simadanews.com by Simadanews.com
15 Mei 2021 | 10:13 WIB
in News
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh | Tonny Saritua Purba, SP

 

KONDISI generasi muda Indonesia saat ini semakin banyak yang menjauhi profesi sebagai petani padi, bahkan telah terjadi di kalangan sarjana lulusan fakultas pertanian itu sendiri.

Bagaimana mengatasi permasalahan tersebut ? Makna profesi petani sejauh ini, baik di kalangan umum maupun di kalangan lulusan fakultas pertanian adalah profesi petani yang masih digambarkan sebagai sebuah pekerjaan lapangan yang melelahkan, penuh lumpur dan kotor, merepotkan dan hasil yang diperoleh tidak seimbang bila dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan.

Sudut pandang negatif dari profesi petani perlu dirubah terlebih dahulu. Jika kita ingin membuat deskripsi baru makna dari petani, perlu terlebih dahulu memahami bahwa substansi dari profesi petani adalah menghasilkan pangan, menjaga stok pangan dan memberikan penghormatan kepada para petani sepuh yang masih tetap sedia menanam padi meskipun keuntungan yang diperolehnya tidak seberapa.

Bila bekerja selalu diorientasikan pada keuntungan rupiah maka tidak akan ada sama sekali generasi muda yang mau menyisihkan perhatiannya untuk mengurusi masalah ini.

Namun bila bekerja dijadikan sebagai ladang ibadah untuk menghasilan beras untuk keberlangsungan hidup umat manusia maka profesi petani bisa menjadi ladang berkah.

Saya sebagaia salah satu Penyuluh Swadaya Petani Padi Indonesia jika saat berkunjung ke sawah  dan melakukan penyuluhan sering menemukan petani sepuh yang sudah berusia diatas 70 tahun.

Saat saya bertanya kepada petani sepuh tersebut kemana anak-anaknya semua, mengapa tidak ada satupun yang membantu bekerja di sawah ? Jawaban petani sepuh tersebut adalah semua anak-anaknya sudah merantau ke kota.

Generasi muda meninggalkan sektor pertanian tentu ada penyebabnya, banyak hal yang melatarbelakangi fenomena tersebut, meski sebenarnya bisa ditarik satu simpulan bahwa perginya para pemuda dari desa karena alasan faktor ekonomi.

Sampai saat ini sektor pertanian dianggap tidak mampu meningkatkan kondisi kesejahteraan para petani bahkan umumnya petani-petani di wilayah pedesaan dikategorikan berada di bawah garis kemiskinan akibat rendahnya pendapatan yang mereka peroleh.

Meskipun demikian, kondisi ini tidak bisa begitu saja dibiarkan. Negara perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk menekan jumlah perpindahan tenaga kerja dari pertanian khususnya generasi muda ke sektor-sektor non pertanian.

Langkah-langkah strategis yang rasanya perlu untuk diambil pemerintah adalah :

  1. Negara perlu melindungi harga bagi para petani, hasil pertanian sebisanyan dihargai dengan nilai yang layak. Produk pertanian umumnya menghadapi harga yang tidak stabil, terkadang harga sangat tinggi, tapi dengan mudahnya harga tiba-tiba jatuh menjadi sangat rendah.Kondisi ini tentunya menyulitkan bagi para petani untuk berkembang, adanya fluktuasi harga yang tidak stabil akhirnya akan menumbuhkan anggapan bahwa petani bukan profesi yang layak untuk dipilih.
  2. Negara perlu memberi bantuan dalam bentuk sarana-sarana produksi pertanian, umumnya petani menghadapi kesulitan memperoleh bahan baku produksi pertanian seperti benih dan pupuk entah karena keadaan yang langka ataupun harga yang terlalu mahal. Tingginya harga serta rendahnya penerimaan dari hasil penjualan hasil panen akibat harga yang tidak stabil tentu sangat membebani petani dan mengurangi jumlah pendapatan yang bisa diperoleh dari tiap siklus produksi.
  3. Adanya lembaga atau kelompok tani di setiap Desa yang berfungsi untuk membantu petani dalam memperoleh informasi terbaru tentang bidang pertanian yang sedang diusahakan atau bidang pemasaran atau membantu dalam aktivitas pengolahan produk. Adanya kelembagaan bisa menjadi bagian dari program penguatan ekonomi di tingkat desa. Jika semakin terjamin kehidupan petani maka semakin besar pula peluang bagi para pemuda untuk kembali ke desa.
  4. Dibutuhkan Penyuluh Pertanian di setiap Desa yang bertugas bukan hanya untuk membantu petani dalam menyerap bantuan dari Kementan tapi juga ikut membangun SDM dan keterampilan para petani seperti mengajarkan cara budidaya, kesuburan tanah, membuat pupuk, penangkaran benih serta pengendalian hama penyakit tanaman termasuk juga membimbing petani agar mau belajar bidang distribusi dan penjualan.
  5. Pemerintah harus melindungi lahan sawah yang ada di daerah, bisa dijadikan sebagai lahan sawah abadi yang tidak boleh dikonversi dan dialih fungsikan. Pemerintah bisa memberikan berupa insentif jika lahan sawahnya ditetapkan sebagai abadi atau masuk dalam peta lahan sawah yang dilindungi Pemerintah, misalnya diwujudkan dalam bentuk subsidi harga jual hasil panen petani, tapi pemberian insentif tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara, jika Pemerintah tidak mau memulainya maka lahan pertanian akan selalu terkonversi, pada saat kehidupan petani sulit maka yang bisa dijadikan rupiah adalah dengan menjual lahan sawahnya, atau minimal petani menggadaikan sawahnya ke pihak ketiga yang secara perlahan juga akan terjual jika pinjamannya semakin besar.
  6. Saat ini lahan sawah selalu beralih fungsi dijadikan pemerintah untuk membangun infrastruktur, pabrik, industri dan perumahan sehingga luas lahan sawah setiap tahun selalu berkurang. Pemerintah perlu melakukan sebuah terobosan dan inovasi agar potensi lahan kering yang ada di Indonesia bisa diberdayakan. Pemerintah perlu membangun Perkebunan Padi Gogo, jika produksi beras hanya diserahkan kepada petani padi saja tentu beberapa tahun kedepan produksinya akan terbatas. Jika ada BUMN mendirikan Perkebunan Padi Gogo maka produksi beras bisa ditingkatkan jumlahnya, impor beras perlahan bisa dikurangi dan juga akan tercipta lapangan pekerjaan buat generasi muda.

 

@Penulis, Penyuluh Swadaya Petani Padi Indonesia

Tags: GenerasiPadiPetani
Share219Tweet137Pin49

Berita Terkait

Pemuda asal Langkat Ditangkap di Pematangsiantar, Miliki 12 Paket Sabu Siap Edar

01/07/2025

SimadaNews.com-Seorang pria berinisial N.I alias A (20), warga Dusun Pasar I, Desa Padang Cermin, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, diamankan personel...

Muhammad Alwi Hasbi Silalahi Resmi Dilantik sebagai Ketua PBVSI Pematangsiantar Periode 2025–2029

30/06/2025

SimadaNews.com– Ketua Umum Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Sumatera Utara, Wiko Lovino Siregar, secara resmi melantik pengurus PBVSI Kota...

Jelang Revalidasi Toba Caldera UNESCO Global Geopark, Bupati Samosir Tegaskan Komitmen Dukung dengan Geosite Terawat

30/06/2025

SimadaNews.com-Menjelang proses revalidasi Toba Caldera UNESCO Global Geopark (UGGp), Bupati Samosir Vandiko T. Gultom menyatakan kesiapan dan komitmen Pemerintah Kabupaten...

Next Sumatera 2025 Perkuat Literasi AI bagi UMKM dan Kreator Digital

30/06/2025

SimadaNews.com — Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia bisnis menjadi fokus utama dalam acara daring bertajuk “AI For Business: Scale Smarter,...

Pemko Pematangsiantar Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran di Jalan Handayani Bahkapul

30/06/2025

SimadaNews.com— Pemerintah Kota Pematangsiantar menyalurkan bantuan kepada warga yang menjadi korban kebakaran di Jalan Handayani, Kelurahan Bahkapul, Kecamatan Siantar Sitalasari,...

Oplus_0

Indibiz Telkom Dukung Produktivitas Bisnis di Era Hybrid dengan Koneksi Internet Andal

30/06/2025

SimadaNews.com—Perkembangan tren hybrid working yang menggabungkan kerja di kantor dan jarak jauh semakin marak diadopsi oleh perusahaan dan pelaku UMKM....

Berita Terbaru

News

Pemuda asal Langkat Ditangkap di Pematangsiantar, Miliki 12 Paket Sabu Siap Edar

1 Juli 2025 | 01:49 WIB
News

Muhammad Alwi Hasbi Silalahi Resmi Dilantik sebagai Ketua PBVSI Pematangsiantar Periode 2025–2029

30 Juni 2025 | 22:40 WIB
News

Jelang Revalidasi Toba Caldera UNESCO Global Geopark, Bupati Samosir Tegaskan Komitmen Dukung dengan Geosite Terawat

30 Juni 2025 | 22:30 WIB
News

Next Sumatera 2025 Perkuat Literasi AI bagi UMKM dan Kreator Digital

30 Juni 2025 | 22:03 WIB
News

Pemko Pematangsiantar Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran di Jalan Handayani Bahkapul

30 Juni 2025 | 20:32 WIB
News

Indibiz Telkom Dukung Produktivitas Bisnis di Era Hybrid dengan Koneksi Internet Andal

30 Juni 2025 | 20:06 WIB
News

Sidang Sinode Bolon GKPS ke-46 Siap Digelar, Momentum Besar Bagi Masa Depan Gereja

30 Juni 2025 | 18:25 WIB
News

Bengkel Sepedamotor di Jalan Handayani Siantar Ludes Terbakar

29 Juni 2025 | 21:44 WIB
News

Libur Sekolah, Samosir Dibanjiri 40 Ribu Wisatawan! PAD Tembus Rp 866 Juta

29 Juni 2025 | 21:26 WIB
News

Kolaborasi TPL, Dr’s Koffie, dan IEAM Hadirkan Pengobatan Gratis untuk Ratusan Warga Toba

29 Juni 2025 | 18:03 WIB
News

Telkom Perkuat Digitalisasi PT Gadai Ogan Baru Melalui Layanan Indibiz Ruko

29 Juni 2025 | 13:49 WIB
News

Wabup Samosir Harap Peradi Pergerakan Bantu Promosi Pariwisata Melalui Rapimnas di Samosir

28 Juni 2025 | 19:29 WIB
  • Redaksi
  • Terms
  • Policy
  • Pedoman

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba

slot gacor
slot gacor
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba

slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor