SimadaNews.com-Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi menilai di tengah kondisi harga CPO yang turun namun produksinya sangat tinggi, Kementerian Perdagangan yang dipimpin Enggartiasto Lukita, perlu memperluas pasar ekspor CPO.
Upaya ini menjadi sangat penting, untuk menyelematkan jatuhnya harga sawit dalam negeri, selain dari upaya menurunkan pungutan ekspor dan peningkatan daya saing.
“Ini ada masalah terkait harga sawit, Menteri Perdagangan harus fokus mengurus pasar dan harga ini karena menyangkut kestabilan dan peningkatan volume ekspor, juga kesejahteraan petani,”kata Prima, Kamis (22/11).
Pria yang akrab dipanggil Gandhi ini, menyebutkan, di tengah tekanan harga minyak sawit akibat akumulasi dari murahnya minyak nabati lain dan stok minyak sawit yang cukup banyak di dalam negeri, harus ada terobosan kebijakan untuk memperluas pasar ekspor CPO.
Sesuai data, Indonesia hingga saat ini sebagai negara yang paling banyak mengekspor CPO. Mengacu data BPS, ekspor CPO periode Januari-Oktober 2017 sebesar 27,66 juta ton, sementara periode Januari-Oktober 2018 naik menjadi 28,16 juta ton.
“Jadi jangan hobi mengurus impor pangan seperti beras, garam dan gula saja. Ekspor minyak sawit harus menjadi pekerjaan prioritas agar pertumbuhan ekonomi nasional semakin bagus. Ini penting mengingat kontribusi minyak sawit terhadap neraca perdagangan sangat tinggi,” imbuh Gandhi.