SimadaNews.com-Sebagai sebuah bangsa besar, Indonesia memiliki berbagai tantangan. Namun demikian, tantangan-tantangan tersebut seyogyanya dihadapi dengan sikap optimistis oleh semua elemen bangsa, tak terkecuali para santri.
Saat bersilaturahmi dengan alim ulama dan santri se-Provinsi Lampung, Presiden Joko Widodo mengimbau agar para santri muda tidak pesimis dalam menatap masa depan Indonesia.
Acara tersebut dihelat di Pondok Pesantren Salafiyah Darussalamah, Braja Dewa, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, Jumat (23/11) lalu.
“Jangan sampai pesimis, enggak boleh. Apalagi santri muda harus optimistis melihat Indonesia di tahun mendatang. Jangan sampai pesimis memandang negara ini. Tantangannya banyak, kompleks. (Negara) ini penduduknya 263 juta,” ujar Presiden.
Untuk itu, Kepala Negara mengajak semua pihak untuk bersama-sama bekerja keras dalam membangun negara Indonesia. Pembangunan yang selama ini dilakukan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan daya saing bangsa di dunia internasional.
“Di Lampung proses pengerjaan beberapa waduk, jalan tol, jalan di kabupaten (bertujuan) untuk bisa bersaing dengan negara lain. Antarnegara berkompetisi. Kita di ASEAN kalau ketemu presiden atau PM (perdana menteri) gandengan, batin saya pesaing ini pesaing,” lanjutnya.
Presiden menuturkan, setelah membangun infrastruktur, mulai tahun depan pemerintah akan juga berkonsentrasi pada pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Secara lebih khusus, Presiden menyebutkan bahwa di pondok pesantren akan dibangun balai latihan keterampilan atau kerja untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para santri di berbagai bidang seperti komputer, garmen, desain, atau animasi.
“Tahun depan bangun 1.000 (balai latihan kerja) dimulai Januari. Skill dibutuhkan dalam rangka persaingan dengan negara lain,” katanya.
Jaga Kerukunan
Tak hanya itu, pada kesempatan ini Presiden kembali menggaungkan pesan agar semua pihak merawat persatuan dan kerukunan bangsa. Terlebih mengingat Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 263 juta juga dianugerahi Allah dengan segala keragamannya, mulai dari suku, agama, adat istiadat, tradisi, hingga bahasa daerah.
“Jangan sampai kita cerai berai, kita harus menjaga ukhuwah islamiyah kita, kita harus menjaga ukhuwah wathoniyah kita,” ucapnya.