SimadaNews.com – Washington dikunci atau lockdown dan para penegak hukum AS berjaga ketat mengantisipasi demonstrasi pro-Trump di 50 ibu kota negara bagian akhir pekan ini.
Pihak berwenang memasang pembatas dan mengerahkan ribuan tentara Garda Nasional untuk mencegah serangan kekerasan seperti yang terjadi di pada 6 Januari lalu.
Biro Investigasi Federal AS (Federal Bureau of Investigation/FBI) memperingatkan polisi mengenai kemungkinan terjadinya protes-protes bersenjata di 50 gedung Capitol negara bagian mulai Sabtu (16/1) hingga pelantikan Presiden terpilih Joe Biden pada Rabu, 20 Januari, yang dipicu oleh para pendukung Presiden Donald Trump yang meyakini pemilu dicurangi. Klaim-klaim itu sejauh ini tak terbukti.
Michigan, Virginia, Wisconsin, Pennsylvania dan Washington termasuk diantara negara bagian yang mengaktifkan Garda Nasional mereka untuk memperkuat keamanan. Texas menutup gedung Capitolnya hingga hari pelantikan.
Steve McCraw, direktur Departmen Keamanan Publik Texas, mengatakan dalam pernyataan pada Jumat (15/1) malam bahwa intelijen mengindikasi “para ekstremis yang ganas” mungkin berusaha memanfaatkan rencana protes bersenjata di Austin untuk “melakukan aksi-aksi kriminal.”
Di pusat Washington DC, pihak berwenang menangkap seorang laki-laki asal negara bagian Virginia yang berusaha memasuki pos pemeriksaan Polisi Capitol pada Jumat (15/1). Stasiun televisi CNN and koran The New York Times, mengutip laporan polisi dan seorang sumber, melaporkan pria itu membawa kredensial pelantikan palsu, sebuah pistol dan lebih dari 500 amunisi. Menurut laporan itu, pria tersebut didakwa dengan lima kejahatan, termasuk memiliki senjata dan amunisi ilegal.
Pejabat Polisi Capitol belum bisa dihubungi untuk dimintai komentarnya. (voaindonesia)