Simada News
Selasa, 16 September 2025
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV
Simada News
No Result
View All Result
Simada News
No Result
View All Result
  • SMSI
  • google news
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Labuhan Batu Raya
  • Pesona
  • Sudut Pandang
  • Tokoh
  • SimadaTV
Home Sudut Pandang

Refleksi Seminggu Reuni 212: Menyoal Independensi dan Kemandirian Pers

Simadanews.com by Simadanews.com
9 Desember 2018 | 03:35 WIB
in Sudut Pandang
Share on FacebookShare on Twitter

SEMINGGU sudah reuni 212 di Kawasan Tugu Monas berlalu. Lantas apa yang tersisa? Tampaknya, hanya letupan kemarahan Capres Prabowo Subianto, akibat tidak banyak media dan jurnalis yang meliput dan memberitakannya.

Seorang teman justeru mengeluarkan istilah jurnalis hitam. Mungkin ikut geram, sebab para jurnalis cenderung dinilai tidak mandiri dan independen. Lagi-lagi karena tidak meliputnya.

Kemarahan Prabowo dan kegeraman teman tersebut, menarik untuk disimak, disingkap, dan bahkan ditelisik. Apalagi, sang teman, menyebutnya sebagai tindakan kekejaman.

Adalah benar peristiwa itu merupakan peristiwa yang cukup besar. Peristiwa yang mampu membangkitkan gairah banyak umat Islam untuk menghadirinya.

Peristiwa itu pantas pula disebut sebagai peristiwa bersejarah. Ada zikir, doa, dan peringatan maulid atau ada syiar agama dirangkai di dalamnya.

Semangat penguatan nilai kesatuan bangsa, serta penegasan terhadap NKRI dan Pancasila juga tampak di dalamnya.

Apakah kemudian terasa aneh manakala media dan para jurnalis tidak meliput ini? Sehingga kemudian menilai mereka sebagai jurnalis hitam yang terlibat lingkaran setan atau iblis yang dinilai menjauh dari peristiwa besar agama dan kenegaraan?

Idealnya, pandangan bahwa setiap peristiwa apapun bentuk peristiwanya apalagi menyangkut skala manusia yang begitu besar seharusnya harus menjadi perhatian media, ada benarnya. Sebab tugas jurnalis adalah aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media.

Adalah benar jika media tidak boleh menutup informasi ke publik, terlepas apakah materi berita peristiwa itu positif dan negatif.

Selain itu tugas suci dan mulia para jurnalis adalah menyampaikan keadilan dan kebenaran.

Fakta bersama di hadapan kita, adalah kondisi bahwa bangsa ini sedang berada di tahun politik.

Kita memahami peristiwa reuni 212 sebagai luapan dan letupan emosional kelompok Islam yang pada tahun lalu mempersoalkan penistaan agama yang dilakukan Ahok.

Reuni ini dipastikan menjadi peristiwa politik, sebab dihadiri hanya oleh salah satu capres, yakni Prabowo, yang kemudian belakangan marah karena tidak diliput.

Andai peristiwa itu murni menjadi gerakan moral dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik, atau dihadiri para capres dan cawapres yang sedang bertarung “head to head” ini, maka peristiwa itu pantas untuk diberitakan.

Pantas pula jika pertemuan itu menjadi momentum silaturrahim nasional umat Islam dengan para calon pemimpin bangsa.

Silakan masing-masing capres berorasi pada momentum silaturrahim nasional itu. Media mana yang tidak akan meliputnya.

Mengingat peristiwa itu syarat dengan kepentingan politik capres tertentu, maka adalah wajar jika kepentingan politik capres lainnya mempengaruhi media dan jurnalis untuk tidak meliputnya.

Belum lagi, tiap media dan jurnalis memiliki kepentingan dan pertimbangan sendiri tersendiri untuk meliput atau tidak peristiwa itu.

Justru di suasana politik yang semakin menghangat saat ini, media dan jurnalis akan lebih cerdas dan berhati-hati menempatkan diri dan peran mereka.

Kontroversi diliput atau tidaknya peristiwa reuni 212, yang muncul setelah meledaknya kemarahan capres yang hadir itu, sejatinya tidak melahirkan justifikasi media dan jurnalis sebagai banci, hitam, atau kejam. Itu penilaian yang berlebihan.

Peristiwa Reuni 212 cenderung menjadi radar yang kemudian mengukur tingkat rasionalitas, emosionalitas, dan spiritualitas anak bangsa.

Peristiwa itu menjadi filterisasi yang kemudian mampu menilai kualitas anak bangsa; masih memiliki nalar dan emosi yang sehat, atau sebaliknya cenderung melahirkan sikap menghujat yang cenderung jahat.

Lihat saja saat ini, seminggu setelah peristiwa reuni digelar; masih membekaskah peristiwa itu sebagai ikhtiar jihad? Atau justeru berlalu begitu saja tanpa kesan.

Semoga saja reuni yang didamba oleh banyak ummat itu, kemudian tidak sekedar pepesan kosong belaka. Wallahu a’lam. (*)

Penulis adalah Cendikawan Muslim di Sumatera Utara 

Share306Tweet137Pin49

Berita Terkait

Hermanto Hamonangan Sipayung, SH, CIM

Amnesti-Abolisi Hasto dan Lembong:  Bukan Sekadar Maaf tapi Peluang Koreksi Hukum

01/08/2025

PEMBERIAN  amnesti dan abolisi kepada Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong dalam kasus menyeret nama mereka ke dalam pusaran polemik hukum,...

PILKADA 2024, ANAK MUDA BISA APA?

02/07/2024

PEMILU  Tahun 2024 sudah selesai, sebentar lagi pemilihan kepala daerah yang hakikinya dilaksanakan sekali setiap lima tahun akan dimulai. Secara...

Aspek Positif dan Negatif dari Perubahan Umur Calon Presiden dan Wakil Presiden

04/06/2024

PEMILIHAN Presiden pertama kali di Indonesia bukan dari pemilihan umum yang langsung dipilih oleh rakyat. Pemilihan Presiden pada awal tahun...

Prof Dr Heri Budi Wibowo

Indonesia Menuju Swasembada Pangan dan Makan Siang Gratis dengan Modifikasi Cuaca

17/05/2024

KETAHANAN pangan menjadi salah satu sasaran program jangka Panjang pemerintah sampai tahun 2040 menuju Indonesia emas. Target utama dari ketahanan...

Pematangsiantar Butuh Pemimpin Berani dan Akses Alternatif Hadirkan Dana Pembangunan

16/04/2024

SimadaNews.com-Pemilihan kepala daerah, termasuk di Kota Pematangsiantar, menjadi sorotan pada tahun ini. Sejumlah calon wali kota potensial telah mulai muncul...

Selamat Datang Era Legitimasi Vs Legalitas

16/02/2024

PUJI Syukur pada Sang Ilahi ! Pemilu Serentak 2024 sampai saat ini berjalan sesuai agendanya.. Ternyata jnggulan pilihan politik perwakilan...

Berita Terbaru

News

Pagi Tragis di Huta Baru Simantin Pane Dame, Seorang Petani Akhiri Hidup di Ladang Jagung

16 September 2025 | 09:24 WIB
News

Telkom Sumut Gelar Health Leaders Gathering Bersama Rumah Sakit se-Sumatera Utara

15 September 2025 | 21:28 WIB
News

IIER dan PSPK Sukses Gelar Workshop Keamanan Anak di Ruang Digital

15 September 2025 | 20:31 WIB
News

Enam Hari Tak Keluar Rumah, Hotma Justina Sidabalok Ditemukan Sudah Meninggal

15 September 2025 | 16:38 WIB
News

Wesly Silalahi Hadiri Penutupan Dikmata Infanteri TNI AD Gelombang II TA 2025

14 September 2025 | 16:32 WIB
News

Rumah Wartawan di Pematangsiantar Didobrak OTK, Keluarga Ketakutan

14 September 2025 | 14:25 WIB
News

Wesly Silalahi Lepas Atlet Wushu Naga Sakti Bertanding ke Malaysia

13 September 2025 | 19:38 WIB
News

Marak Penipuan Berkedok Pialang Saham, Cipayung Plus Sumut Buka Posko Pengaduan

13 September 2025 | 19:07 WIB
News

Lapas Tebing Tinggi Intensifkan Patroli Brandgang untuk Perkuat Keamanan

13 September 2025 | 16:02 WIB
News

SMA Bintang Timur Pematangsiantar Juara I Turnamen Sepakbola Piala Wali Kota 2025

13 September 2025 | 12:07 WIB
News

Mahasiswa Teriak “Jaksa Mandul”, Tuntut Tangkap Vendor Seragam Sekolah SD-SMP di Simalungun

13 September 2025 | 07:42 WIB
News

DPRD Soroti Siswa Merokok dan Guru Tak Disiplin di Siantar

13 September 2025 | 07:21 WIB
  • Redaksi
  • Terms
  • Policy
  • Pedoman

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba sumber

  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba sumber

xnxx