SimadaNews.com– Masyarakat khususnya yang berada di Daerah Pemilihan I meliputi Kecamatan Pamatang Silimahuta, Silimakuta, Dolok Silau, Purba, Raya, Haranggaol Horisan, Dolok Masagal, Raya Kahean, Silau Kahean, harus belajar dari pemilu-pemilu sebelumnya.
“Pengalaman adalah guru yang berharga, jika ada kesalahan yang telah dibuat, jangan sampai terulang kedua kali,” kata Ketua IPK Pamatang Silimahuta Jarusdin Sinaga, mengingatkan pemilih dalam menghadapi pemilihan calon anggota DPRD Simalungun.
“Pemilu-pemilu sebelumnya hendaknya menjadi pengajaran berharga bagi masyarakat. Terlena dengan uang Rp100 ribu, berdampak kepada kualitas dan komitmen para wakil rakyat yang berjanji getol memperjuangkan nasib rakyat,” ucapnya lagi, saat berbincang-bincang dengan reporter SimadaNews, Sabtu (16/3).
Dia menuturkan, jargon politik jelang pemilu lesgislatif tahun ini bakal marak dan beragam. Berbagai trik jitu mulai dipasang oleh sang calon legislative. Ada yang tabur senyum, tabur uang, rajin menyambangi masyarakat di ceruk kampung, pamer visi misi jika terpilih sebagai wakil rakyat dan banyak lagi.
“Masyarakat dituntut bijak menyikapi fenomena lima tahunan tersebut. Salah pilih, maka lima tahun akan merasakan dampaknya,” pesannya.
Dia mengajak masyarakat, untuk mengetahui latar belakang dan pengalaman caleg, jangan nanti waktu duduk tidak memperjuangkan aspirasi rakyat.
“Kita harus tau latar belakang caleg. Banyak cara yang dilakukan para calon untuk menarik simpati masyarakat,” katanya.
Terkait politik uang, tak salah kalau masyarakat tetap mengambilnya. Tapi tidak menjadi kewajiban bagi masyarakat untuk memberikan hak suaranya saat pemilu mendatang.
“Kalau dikasi ya ambil, disuruh pilih ya tunggu dulu. Kalau oke tak soal, tapi kalau sekedar calon dan selama ini track recordnya sudah kita ketahui, untuk apa dipilih,” sarannya.
Dia menambahkan, menjadi wakil rakyat memang menjadi pilihan yang menggiurkan. Kendati masa kerja dibatasi hanya lima tahun, banyak cara yang dilakukan orang untuk bisa meraih posisi tersebut.
“Terlepas dari berbagai persoalan tersebut, katanya, menjadi anggota dewan atau wakil rakyat adalah hak semua warga negara yang memenuhi persyaratan. Jadi Masyarakatlah yang harus benar-benar bijak, mana calon yang benar-benar akan memperjuangkan nasib rakyat, mana pula yang sekedar mencari peruntungan pribadi dan kelompoknya saja,” pungkasnya. (soemardi/snc)