SESUNGGUHNYA Gerakan Daulat Desa, GDD adalah hasil proses Metamorfosa secara dialektika berpikir tesa-antitesa-sintesa serta praksis pergerakan rakyat (people movement) yang bermula dinamakan Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 atau BARA JP 2014.
Pergerakan BARA JP dimulai dengan pelaksanaan Kongres Relawan Jokowi se-Dunia tanggal 15 Juni 2013 di Bandung untuk mendesak agar PDI-Perjuangan segera mengusung Joko Widod (Jokowi) menjadi Calon Preside Tahun 2014.
Akhirnya, barulah setelah 9 bulan BARA JP bergerakan, juga bersama dengan kelompok-kelompok relawan lainnya yang lahir kemudian, akhirnya tanggal 14 Maret 2014 Ketum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri, mengeluarkan perintah harian agar segenap pengurus dan kader PDI-Perjuangan, mendukung Jokowi sebagai Calon Presiden 2014. Dan selanjutnya Jokowi bersama JK terpilih sebagai Presiden/Wakil Presiden 2014-2019.
Dan di Pilpres 2019 yang lalu-pun Jokowi-KH Maruf Amin menang kembali menjadi Presiden/Wakil Presiden 2019-2024.
Jokowi Bilang Relawan Jangan Bubar
Lalu usai Pilpres 2014, karena Capres terpilih Jokowi sebelum dilantik selalu berpidato bahwa kelompok-kelompok relawan pendukungnya yang ada jangan bubar, maka beberapa mantan penggerak utama BARA JP yaitu Sabar Mangadoe dan kawan-kawan pada awal Tahun 2015 melanjutkan pergerakan ( people movement) BARA JP diatas menjadi Jejaring Masyarakat Relawan Indonesia (JEMARI).
Dan tak lama kemudian, yakni akhir Tahun 2015, seperti sel membelah bertambah lagi pergerakannya, yaitu Gerakan Kebajikan Pancasila (GKP) yang di deklarasikan di kediaman KH. Salahudin Wahid (Gus Solah) di Jakarta pada tanggal 7 Desember 2015.
Kemudian JEMARI, seperti sel membelah bertambah lagi pergerakannya, yaitu BATAK MUDA DUNIA yang dimulai dengan MANIFESTO BATAK MUDA DUNIA di Pantai Bulbul, Balige, Kabupaten Tobasa, Sumut tanggal 21 Agustus 2016.
Mulai Fokus pada Gerakan Kebajikan Pancasila dan Daulat Desa
Barulah pada pertengahan 2017 yaitu paralel serta bersifat tandem dengan GKP, berupa hasil dari praksis dari pergerakan JEMARI & BATAK MUDA DUNIA diatas, ternyata melahirkan sebuah gagasan dan pergerakan baru yaitu Gerakan Daulat Desa, GDD.
Lalu berdasarkan MANIFESTO Gerakan Daulat Desa di Jakarta tanggal 9 Desember 2017, yang selanjutkan berbadan hukum Perkumpulan Nomor: AHU-0015450.AH.01.07 Tahun 2018 tanggal 11 Desember 2018.
Sedangkan Gerakan Kebajikan Pancasila juga berbadan hukum berbentuk Yayasan dengan NOMOR AHU 0017951.AHA.01.04 TAHUN 2018 tanggal 22 Desember.
Akhir kata, kini dengan bermodalkan 2 (dua) buah organisasi yang bersifat sinergis-kolaboratif ini, serta berbadan hukum bernama GERAKAN KEBAJIKAN PANCASILA (YGKP) dan Perkumpulan GERAKAN DAULAT DESA, GDD, dimana Buya Syafii Marif, Gus Solah (KH. Salahudin Wahid), HS Dillon, Mahfud MD, Abdon Nababan.
Kemudian, Maya Rumantir, Bachtiar Ujung, Victor E Simanjuntak, Saiful Mashum, Sihar Sitorus dan tokoh-tokoh Nasional lainnya bergabung sebagai pengurus.
Maka dalam melanjutkan perjalanan pergerakan rakyat ke depan, kita harapkan bersama mampu untuk bekerja dengan lebih terstruktur, sistematis dan masif (TSM) dalam mencapai visi, misi dan tujuannya.
Secara ringkas tujuannya yakni “Membumikan Pancasila melalui Strategi Kebangkitan Kebudayaan 714 suku Nusantara dan kearifan lokal yang hidup di 75.000an desa kita demi tujuan luhur dari Proklamasi 1945, kelima Sila dari Pancasila serta Pembukaan UUD 45” Salam Pancasila! Salam Daulat Desa!. (*)
Penulis: Sabar Mangadoe, Penggagas dan Inisiator Gerakan Kebajikan Pancasila, GKP dan Gerakan Daulat Desa, GDD