SEJAK jaman KPK jilid 2 (dipimpin Antasari) kami sudah mulai kritik keras KPK ini. Diksi atau tagat Cicak Lawan Buaya itu malah kami bilang sebagai Cicak Buaya Lomba Adu Busuk.
Intinya, sejak itu kami menyakini mulai KPK mengalami Pembusukan Internal ( Internal Decay Process ). Pembusukan ini terjadi sejak awal era pemerintahan 10 tahun Rejim Mangkraak SBY, sejak tahun 2004 lalu.
Dan terbukti, faktanya kini selama 16 tahun KPK bekerja ternyata hanya mampu menaikkan skor Indeks Persepsi Korupsi atau IPK Indonesia sebanyak 18 poin saja. Berawal dari IPK=20 menjadi IPK=38 pada tahun 2018 lalu.
Ironisnya, Indonesia masih dinilai jauh lebih korups dibanding Malaysia dengan IPK 47!! Kita sebut saja era rejim KPK Lama, atau ” Old KPK ”
MASUKI ERA REFORMASI KPK
Untunglah di era Jokowi Periode yang ke-2 ini, akhirnya Jokowi berani melakukan sebuah langkah terobosan besar, yaitu Reformasi KPK.
Reformasi KPK yang dimaksud ini bermodalkan Revisi UU KPK thn 2019, 5 orang Komisioner KPK yang baru dipimpin FIRLI BASURI serta 5 Anggota Dewan Pengawas KPK.
Kita sebut saja kini dimulainya era rejim KPK BARU atau “New KPK”.
#NewKPK
Target utama dan prioritasnya adalah memburu para koruptor kakap dan mafia ekonomi yg sudah sedemikian menggila dan mengurita ini segera dapat digilas.
Semoga di periode 4 tahun pertama ke depan era KPK BARU ini skor IPK Indonesia dapat segera meningkat dengan tajam. Yaitu meningkat sebanyak diatas 20 poin, meningkat dari IPK thn 2018 yang hanya mencapai 38, menjadi diatas 60 poin.
Karena saat skor IPK Indonesia sudah diatas 60 ini, maka Indonesia dinilai sudah bukan lagi sebagai bangsa dan negara yang korup nan bebal seperti saat ini.
Sehingga dengan demikian tingkat kepercayaan dari para Investor lokal dan asing-pun akan terbangun secara cepat dan besar-besaran. Akibatnya, ekonomi seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali dapat segera ditingkatkan dengan cepat mencapai masyarakat yang makmur dan berkeadilan.
INDONESIA LEPAS LANDAS MENUJU MERDEKA SESUNGGUHNYA
Bila Indonesia sudah dinilai tidak lagi sebagai bangsa dan negara korups dengan minimal skor IPK diatas 60 , maka otomatis siapapun yang jadi Presiden dan Pemerintahan berikutnya setelah era Jokowi ini, mereka dapat melanjutkannya dengan bekerja jauh, jauh lebih cepat lagi. Yaitu upaya untuk lepas landas atau take off terbang bersama, tanpa ada rakyat kita yang tertinggal di landasan.
Semuanya harus ikut terbang bersama bergerak melesat sampai tujuan menuju #IndonesiaMaju sesuai dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Indonesia, Pancasila dan Pembukaan UUD 45. Yaitu Negara Indonesia Raya yang merdeka sesungguhnya dan seutuhnya.
Semoga dan mari kita doakan bersama agar Rejim Pemerintahan Jokowi di periode ke-2 ini semakin berani lagi dan berkemampuan besar dalam menghadapi serta mengalahkan Konspirasi 4 Kubu JahaD.
#Konspirasi4kubuJahaD Agar di Pemilu 2024 nanti mereka ini sudah betul-betul dikalahkan, ataupun melemah tiada daya dan tak akan mampu bangkit lagi selamanya.
Perlawanan politik oleh mereka ini pastilah akan terus dilakukan secara Terstruktur, Sistemik dan Masif atau TSM dengan dukungan dana-dana haram atau ilegal dengan jumlah hampir tak terbatas, melalui praktek politik halalkan segala cara, yaitu praktek politik machiavelli dengan dompleng kondisi Sistem dan Kultur demokrasi masih Tuna Adab ini.
Konspirasi 4 Kubu JahaD anggotanya terdiri dari pertama, Oligarki Gerombolan Politisi Busuk. Kedua Kartel Pengusaha Hitam.
Ketiga, Kaum Radikal Agama TransNasional dengan segala akrobat dan atraksi sosial politiknya yang gaduh maupun senyap menyelinap menyusup kemana-mana dan dimana-mana.
Keempat, Sang Operator Profesional, yaitu Negara-Negara Penjajah Dunia, alias negara Nekolim ( disadur diperkaya dari release Dr. Asvi Marwan Adam, Juni 2017, red). Salam Pancasila! Salam 75.000 Desa Kita!! (*)
Penulis: Sabar Mangadoe, Sekjen Gerakan Daulat Desa (GDD)