SimadaNews.com – German Education, salah satu program yang diselenggarakan pemerintah Jerman dengan memberangkatkan pemuda-pemudi Indonesia untuk belajar sambil bekerja di negara Jerman melalui bimbingan dan pelatihan di Indonesia, telah dibuka di Balige, Kabupaten Toba.
Hilde Hutapea menjelaskan, pendidikan ini untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja Jerman yang mencapai 500 ribu orang.
“Kita ke Jerman untuk bekerja harus kuasai bahasa mereka, dan mereka ingin mendidik sendiri. Mereka percaya pada sistem mereka saja makanya mereka harus sekolah,” katanya di kursus German Education di Jalan Raja Paindoan, Balige, baru-baru ini.
Ada dua program dari Jerman yang ditawarkan, yakni program Ausbildung yang langsung sekolah sambil praktek kerja. Selanjutnya, program AuPair hanya untuk anak perempuan, usia 18 sampai 26 tahun.
“Melalui program Ausbildung, mendapatkan biaya hidup termasuk asuransi kesehatan dan pendidikan gratis karena sekolahnya adalah milik pemerintah Jerman. Untuk program AuPair, mereka akan tinggal bersama orang tua angkat selama 1 tahun, mereka membantu pekerjaan rumah tangga yang ringan dan juga mengasuh anak selama 1 tahun tidak boleh lebih 1 hari pun dan mereka juga akan dikursuskan oleh orang tua angkat disana. Mereka mendapatkan uang saku 280 euro per bulan, katanya.
German Education yang saat ini dibuka di Balige, sebut wanita yang memiliki latar belakang pemandu wisata dengan spesialisasi bahasa Jerman itu, kali ini lebih menawarkan program AuPair karena dinilai lebih mudah dikuasai utamanya para pemula.
Sebelumnya, program belajar yang sama telah dilaksanakan bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Toba melalui pelatihan.
Sejak tahun 2018 hingga 2019, sebut Hilde, 41 orang pemuda-pemudi dari Kabupaten Toba telah diberangkatkan ke Jerman. Namun akibat pandemi Covid-19, kerjasama dengan Pemkab Toba
Nella Nainggolan (17), siswa kelas XII SMK Negeri 2 Balige, menyebutkan “Karena sudah menjamin kalau nanti kami kerja disana, sementara kalau kami kuliah belum tentu ada lowongan dan tidak ada jaminan.”
Terpisah, Cinthya P Trifosa (20), yang diberangkatkan 2019, dihubungi melalui WhatsApp, Rabu (10/02/21) dari negara Jerman, mengapresiasi program yang sudah membawanya mencapai cita-citanya dan berharap agar program tersebut dapat terus berlanjut dan senantiasa sukses.
“Saya bersyukur dapat menginjakkan kaki di negara asing ini, tentu tak lain karena ada kesempatan yang diberikan serta dukungan keluarga. Program ke Jerman ini mewujudkan salah satu dari sekian banyak mimpi saya, untuk hidup di negara asing dan belajar mandiri. Seperti yang selalu dikatakan Frau Hilde, ke Jerman bukan untuk cari uang, tapi untuk belajar benar adanya. Saya berharap, program ini akan terus berjalan setiap tahunnya agar semakin banyak anak muda Toba yang dapat mencicipi kehidupan asing namun baik adanya,” katanya. (Jaya Napitupulu)