Simada News
Sabtu, 4 Oktober 2025
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV
Simada News
No Result
View All Result
Simada News
No Result
View All Result
  • SMSI
  • google news
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Labuhan Batu Raya
  • Pesona
  • Sudut Pandang
  • Tokoh
  • SimadaTV
Home Sudut Pandang

Alangkah Baiknya Warga Kampung Milyarder Tuban Membentuk Koperasi

Simadanews.com by Simadanews.com
21 Februari 2021 | 15:48 WIB
in Sudut Pandang
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh | Raden Zieo Suroto

 

Fenomena “Kampung Milyader Tuban” seyogianya warga membentuk sebuah lembaga ekonomi masyarakat yaitu koperasi untuk solusi ekonomi gotong royong bagi warga tersebut dan supaya bermanfaat bagi masyarakat secara luas.

Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, menjadi sorotan atas aksi memborong mobil usai menerima uang ganti rugi lahan dari Pertamina.

Namun tidak semua warga di kampung miliarder menerima uang miliaran rupiah tersebut langsung membeli mobil.

Salah satunya Tain (38), warga Dusun Pomahan, Desa Sunurgeneng. Ia memilih tidak membeli mobil dulu, meski sudah mendapatkan uang ganti rugi dari kilang minyak Pertamina.

“Saya belum beli dan belum ada rencana, tapi saudara-saudara saya sudah beli semua. Kalau dapat berapa jumlahnya (Uang ganti rugi) ya alhamdulillah banyak. Tapi mohon maaf berapa angkanya saya nggak mau ngomong,” jelas Tain kepada Raden Zieo Suroto, Minggu (21/02/2021).

Sejarah koperasi di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.

Setelah Republik Indonesia berdiri, salah satu proklamator, Mohammad Hatta, membuat gagasan cemerlang untuk menjadikan bangsa ini bisa mandiri.

Untuk itu, Bung Hatta lebih memilih konsep mengembangkan koperasi sebagai motor perekonomian Indonesia.

Ia enggan mengadopsi sistem ekonomi yang diusung negara Barat ataupun beraliran kiri, lantaran tidak cocok diterapkan di Tanah Air.

Pada 12 Juli 1951, Bung Hatta menyampaikan pidato untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Karena identik sebagai pribadi yang bertanggung jawab dan berdisiplin tinggi, lima hari kemudian, ia diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia dalam sebuah kongres di Bandung.

Keputusan itu diambil juga atas dasar besarnya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi.

Menyandang label Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta memiliki misi untuk menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Semangatnya untuk mengentaskan kemiskinan dengan menyusun perekonomian atas asas kekeluargaan, lebih cocok dengan menerapkan manajemen koperasi.

Konsep itu dirancangnya dengan penuh pertimbangan matang.

Bung Hatta sadar, mayoritas masyarakat Indonesia masih hidup dalam jerat kemiskinan.

Untuk bisa menyelesaikan persoalan mereka semua secara rata, pemilihan kebijakan dengan mendorong berkembangnya koperasi merupakan langkah tepat.

Hal ini mengingat ciri usaha koperasi lebih mengutamakan perkumpulan anggotanya, bukan pemilik modal yang sangat sesuai dengan realita yang dihadapi bangsa ini.

Artinya, koperasi bisa lebih diandalkan sebagai organisasi yang dapat mengabdi dan memakmurkan orang yang terlibat di dalamnya.

Apalagi, semangat koperasi yang dijalankan dengan gotong royong berdasarkan persamaan derajat, hak, dan kewajiban anggotanya sangat sesuai dengan nafas keadilan yang tertuang dalam Pancasila.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu, garis ekonomi yang diterapkan pemerintah tidak sejalan dengan nafas hidup koperasi.

Dampaknya, ruang gerak koperasi tergencet oleh gurita perbankan yang memasuki setiap sendi kehidupan masyarakat.

Masalah lain yang turut menyumbang terpinggirnya koperasi adalah disebabkan semakin sedikitnya pemahaman masyarakat terkait fungsi koperasi.

Bisa jadi, karena tidak lagi dikelola secara amanah, atau mayoritas warga pernah punya pengalaman tidak mengenakkan saat bekerja sama dengan pengurus koperasi, membuatnya tidak lagi dirindukan masyarakat.

Alhasil, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap koperasi semakin rendah. Konsekuensi itu membuat tidak sedikit koperasi tinggal papan nama saja.

Kenapa koperasi harus ada, karena kalau uang yang diterima tidak dikelola dengan baik dan hanya dibelikan barang yang mengeluarkan uang, Kampung Milyarder tersebut hanya tinggal kenangan dan tidak meninggalkan bekas yang baik untuk kepetingan masyarakatnya.

(Penulis, Ketua Umum DPP Dulur Ganjar Pranowo (DGP) dan pemerhati ekonomi kerakyatan/koperasi)

Tags: EkonomiKoperasiTuban
Share224Tweet140Pin50

Berita Terkait

Hermanto Hamonangan Sipayung, SH, CIM

Amnesti-Abolisi Hasto dan Lembong:  Bukan Sekadar Maaf tapi Peluang Koreksi Hukum

01/08/2025

PEMBERIAN  amnesti dan abolisi kepada Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong dalam kasus menyeret nama mereka ke dalam pusaran polemik hukum,...

PILKADA 2024, ANAK MUDA BISA APA?

02/07/2024

PEMILU  Tahun 2024 sudah selesai, sebentar lagi pemilihan kepala daerah yang hakikinya dilaksanakan sekali setiap lima tahun akan dimulai. Secara...

Aspek Positif dan Negatif dari Perubahan Umur Calon Presiden dan Wakil Presiden

04/06/2024

PEMILIHAN Presiden pertama kali di Indonesia bukan dari pemilihan umum yang langsung dipilih oleh rakyat. Pemilihan Presiden pada awal tahun...

Prof Dr Heri Budi Wibowo

Indonesia Menuju Swasembada Pangan dan Makan Siang Gratis dengan Modifikasi Cuaca

17/05/2024

KETAHANAN pangan menjadi salah satu sasaran program jangka Panjang pemerintah sampai tahun 2040 menuju Indonesia emas. Target utama dari ketahanan...

Pematangsiantar Butuh Pemimpin Berani dan Akses Alternatif Hadirkan Dana Pembangunan

16/04/2024

SimadaNews.com-Pemilihan kepala daerah, termasuk di Kota Pematangsiantar, menjadi sorotan pada tahun ini. Sejumlah calon wali kota potensial telah mulai muncul...

Selamat Datang Era Legitimasi Vs Legalitas

16/02/2024

PUJI Syukur pada Sang Ilahi ! Pemilu Serentak 2024 sampai saat ini berjalan sesuai agendanya.. Ternyata jnggulan pilihan politik perwakilan...

Berita Terbaru

News

Mutasi dan Rotasi di Pemko Pematangsiantar, 51 Pejabat Duduki Jabatan Baru

4 Oktober 2025 | 10:06 WIB
News

Rektor USI Kukuhkan 600 Mahasiswa Baru

3 Oktober 2025 | 13:18 WIB
News

KEARIFAN YANG TERKOYAK

3 Oktober 2025 | 08:54 WIB
News

Tokoh Masyarakat dan GERPASI Mantapkan Langkah Pemekaran Kabupaten Simalungun

2 Oktober 2025 | 23:36 WIB
News

145 Kg Sabu dan 76 Ribu Ekstasi Disita, Poldasu Pamer Hasil Tangkapan di Tebing Tinggi

2 Oktober 2025 | 22:17 WIB
News

Pemko Siantar Pasang 6 CCTV di Lokasi Relokasi Pedagang Pasar Horas

2 Oktober 2025 | 16:18 WIB
News

Kontroversial, Desa Sennah yang Bermasalah Dana Desa Dicanangkan Jadi Desa Anti Korupsi

2 Oktober 2025 | 11:00 WIB
News

Ariston Sidauruk: Satgas dan SPPG Harus Maksimal Dukung Program Makan Bergizi Gratis

2 Oktober 2025 | 10:39 WIB
News

Jalan Danau Ranau Diaspal, Warga Bersyukur

1 Oktober 2025 | 21:49 WIB
News

Wesly Silalahi Serahkan 7,5 Ton Benih Padi Unggul kepada Petani

1 Oktober 2025 | 07:02 WIB
News

Sumatera Utara Resmi Raih Predikat Universal Health Coverage Prioritas

30 September 2025 | 17:59 WIB
News

Polsek Balige Amankan 24 Sepeda Motor Knalpot Bolong

30 September 2025 | 12:06 WIB
  • Redaksi
  • Terms
  • Policy
  • Pedoman

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba sumber

  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
    • No Result
      View All Result
      • News
      • Ekbis
      • Jagad Raya
      • Komunitas
      • Sudut Pandang
      • Simadagros
      • Asahan
      • Simada TV

      © 2018-2024 Simada News

      rotasi barak berita hari ini danau toba sumber