SimadaNews.com – Tahap pertama pembangunan dilakukan pada Tahun 2018, diawali dengan pembangunan tracking sepanjang 150 meter.
Tracking berupa jembatan yang didesain dengan material kayu ini dirancang mencapai 3 kilometer dan menjadi tracking mangrove terpanjang di dunia.
Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Mimika berupaya menggali potensi wisata yang ada di Mimika, salah satunya memanfaatkan hutan mangrove yang begitu luas.
Untuk itu pada Tahun 2018, Pemda Mimika mulai membangun dan mengembangkan ekowisata mangrove di Pomako, Distrik Mimika Timur. Lokasi wisata berada di sisi kanan akses masuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pomako.
Ekowisata mangrove merupakan tempat wisata yang berwawasan lingkungan. Wisata tentunya menawarkan keunikan. Nah, salah satu keunikan dan keunggulan yang dimiliki adalah luas hutan mangrove Mimika.
Jika digabung dengan Asmat menjadi teluas di dunia. Jenisnya juga disebut paling beragam yakni ada sekitar 40 jenis mangrove. Dan khusus di kawasan ekowisata itu ada 27 jenis mangrove.
Jadi tidak sebatas tempat rekreasi, ekowisata mangrove sekaligus menjadi sarana edukasi mengenai keberagaman hayati juga manfaat mangrove.
Tahap pertama pembangunan dilakukan pada Tahun 2018, diawali dengan pembangunan tracking sepanjang 150 meter. Tracking berupa jembatan yang didesain dengan material kayu ini dirancang mencapai 3 kilometer dan menjadi tracking mangrove terpanjang di dunia.
Ekowisata mangrove didesain berbentuk karaka atau kepiting bakau jika tampak dari udara. Dari perencanaan, setidaknya ada 20 fasilitas yang akan dibangun.
Mulai dari pintu gerbang, papan nama kawasan, area parkir, kantor pengelola dan ruang display, pos jaga, ruang tunggu dan tiket.
Ada juga souvenir shop, klinik kesehatan, dermaga perahu wisata, titian/tracking, gazebo, bangku istrahat dan pergola, restoran umum, restoran semi publik, cottage/home stay, ruang bermain anak, ruang serbaguna, toilet umum, area mancing dan instalasi air bersih.
Sejauh ini fasilitas yang sudah terbangun yakni tracking sepanjang satu kilometer. Pintu gerbang, tempat parkir yang cukup luas dan sudah tertata.
Ekowisata mangrove sekaligus akan menjadi etalase yang menampilkan keanekaragaman hayati endemis Mimika. Akan dibuat taman atraksi burung bahkan disediakan tempat penangkaran buaya.
Kepala Bidang Pariwisata Disparbudpora Mimika, Daniel Orun mengatakan ekowisata mangrove menjadi salah satu prioritas dalam pengembangan.
Sebab kata dia hadirnya destinasi wisata ini mampu mendorong perekonomian daerah karena bisa memberikan income bagi daerah dan membangkitkan ekonomi masyarakat sekitar.
Seperti di Pomako, dengan tingginya kunjungan wisatawan maka tentunya bisa berdampak bagi ekonomi warga sekitar yang merupakan nelayan dan menjual ikan di sekitar Pomako.
Tidak hanya bagi masyarakat, ekowisata mangrove juga menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kabupaten Mimika dengan penarikan retribusi.
Ada dua jenis pungutan yakni pajak parkir untuk kendaraan roda dua Rp 1.000, roda empat Rp 2.000 dan enam roda Rp 3.000. Lalu bagi pengunjung kategori anak-anak Rp 5.000 dan dewasa Rp 10.000. (Media Center Mimika/***)