SimadaNews.com-Dimasa belajar mengajar zaman saat ini harus menggunakan tekhnologi. Tugas atau pekerjaan rumahpun lebih mudah dikerjakan dan dikumpulkan, hanya dengan menggunakan Gadget masing masing.
Tentunya, hal itu tidak jauh dari Jaringan Internet yang saat ini sudah hampir menjadi kebutuhan Primer manusia. Namun, berbeda dengan warga Dusun Purba Saribu , Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horison.
Setingkat kelurahan, mereka masih tidak bisa mengakses internet walau semahal apapun gadgetnya, gegara Pancaran Tower Base Transceiver Station atau Stasiun Pemancar Telkomsel yang berperan penting dalam mewujudkan komunikasi nirkabel antara jaringan operator dengan perangkat komunikasi yang terletak di Tangga Batu Haranggaol tidak sampai ke Purba Saribu Haranggaol.
Hal itu membuat warga Purba Saribu, apalagi para pelajar sulit untuk mendapatkan akses jaringan. Harus ke Haranggaol atau ke panatapan Haranggaol, agar jaringan bisa didapatkan untuk melakukan komunikasi baik telepon seluler maupun internet.
Menanggapi itu, Warga Purba Saribu kepada SimadaNews menginformasikan bahwa pihak telekomunikasi akan membangun Tower dekat dengan Purba Saribu tepat di bawah panatapan Haranggaol.
Akan tetapi, tower tersebut mangkrak alias tidak jadi dibangun. Padahal peralatan sudah tiba dilokasi tepat di Jalan Haranggaol-Seribudolok kurang lebih KM 4 .
Adalah Jufri Haloho, warga Purba Saribu yang mengatakan pembangunan tower tersebut terkendala diakibatkan areal tersebut adalah Hutan register.
” Kami Demo tadi. Karena sudah susah Jaringan di kampung kami. Kadang sedih melihat pelajar harus jauh dari rumah untuk mencari atau mendapatkan jaringan,” kata Jufri Haloho, Kamis 24 Maret 2022.
Masih kata Jufri, tujuan warga melaksanakan aksi unjuk rasa akibat pembangunan tower gagal, karena tanah itu diklaim masuk hutan register.
“Tuntutan kami tadi pas demo, tower dilanjutkan dibangun. Yang Punya tanah sudah setuju. Kan adanya program pemerintah bahwa pemerataan jaringan untuk setiap daerah?. Karena sekarang sudah berbasis digital. Kok jadi alasan hutan register,” ungkapnya kesal.
Dia berharap, itu menjadi perhatian oleh pemerintah. Apalagi di lokasi mereka banyak yang menggunakan gadget.
” Kami menyurakan itu dibangun. Kami sulit mencari jaringan. Bantulah kami agar kami mudah berkomunikasi melalui telepon seluler bahkan mengakses internet,” harapnya. (snc)
Laporan: Soemardi Sinaga