SimadaNews.com- Pelatihan Partisipasitif Oleh Bawaslu RI mengundang Narasumber aktivis, yakni Ahmad Fauzi atau akrab disapa Ray Rangkuti.
Dalam pemaparannya, Ray membawakan soal politik indentitas di Aula Pertemuan Hotel Solo.
Ray menjelaskan, pada masa tahun politik, akan sangat lebih berbahaya Politik Indentitas daripada politik uang dengan madsut bukan melakukan atau pelaku politik uang.
“Politik Uang Berbahaya sekali! Tapi Poltik indentitas itu jauh lebih bahaya. Tentu, politik uang itu banyak aturanya dan bersifat sementara. Karena , pada saat pemilu saja itu ada,” kata Ray Rangkuti.
Dia menambahkan, Peraturan terkait Politik Indentitas itu tidak cenderung pada ketegasan. Akan tetapi hanya lebih mengarah pada unsur SARA dan atau kampanye membawkan etnis atau Agama tertentu
” Politik identitas masih samar-samar(Peraturannya)
dan politik indentitas ini juga bisa lanjut berlarut seperti kamus cebong dan kampret yang sampai sekarang belum berakhir. Kemudian politik indentitas juga berpotensi kekerasan dimana-mana” jelas Ray.
Pria Kelahiran Madina itu mengarapkan melalui forum itu, ada ide dari para peserta terkait kelemahan Bawaslu yang dilema sampai saat ini terkait politik indentitas yang masih multitafsir.
Diketahui, Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu RI) telah melaksanakan Pelatihan Pendidikan Pengawas Partisipasitif (P2P) do Solo.
Hari ini, 29 November 2 materi telah disampaikan. Pemateri pertama yakni Nurlia Paramita tentang pemantauan pemilu dan selanjutnya Ray Rangkuti tentang Indentitas Politik.
Acara akan berakhir pada 1 November 2022 yang saat ini dihadiri peserta dari berbagai provinsi seluruh Indonesia yang mewakili.(snc)
Laporan: Soemardi Sinaga