PEMILU Tahun 2024 sudah selesai, sebentar lagi pemilihan kepala daerah yang hakikinya dilaksanakan sekali setiap lima tahun akan dimulai.
Secara histori pada masa kemerdekaan hingga reformasi, kepala daerah provinsi dan kabupaten proses pemilihannya dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), yang selanjutnya dilantik dan diambil sumpah janji jabatannya oleh Presiden untuk Kepala Daerah Provinsi, Menteri Dalam Negeri, untuk Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota.
Tetapi, setelah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, disahkan dan diterapkan, maka kepala daerah dipilih secara langsung melalui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Menurut catatan wikipedia Pilkada Serentak Tahun 2024, akan diikuti sebanyak 37 provinsi dan 508 Kabupaten/Kota yang direncakan pada 27 November 2024 mendatang.
Berdasarkan data dari KPU pemilih pada Pemilu 2024 berasal dari Generasi Z dan Milenial mencapai 55 persen.
Penulis beranggapan, antara Gen Z dan Millenial memiliki peran sangat penting dalam berlangsungnya Pilkada 2024, karena kedua generasi ini paham tentang tekhnologi dibanding Gen X.
Pastinya, partisipasi anak muda ini akan aktif dalam pelaksanaan Pilkada mendatang.
Apa saja yang dapat anak muda lakukan dalam menyukseskan Pilkada 2024? Pertama, menggunakan hak suara. Anak muda memiliki kewajiban untuk menggunakan hak pilihnya demi menyukseskan jalannya Pilkada.
Anak muda tidak boleh golput sebagai tindakan ketidakpuasan dari pemerintah, tetapi wajib menggunakan hak pilih untuk kepentingan bersama.
Kedua, anak muda bisa kut sebagai saksi dari calon Gubernur dan Bupati/Walikota, lalu menjadi bahagian penyelenggara Pilkada yakni anggota PPK, PPS dan KPPS.
Hal ini merupakan memberikan pengalaman mekanisme Pilkada kepada anak muda serta menghindari adanya money politic.
Ketiga, menjadi pemilih yang cerdas. Tidak cukup hanya partisipasi , anak muda dalam pilkada 2024, harus memilih calon kepala daerah dengan cerdas. Mengapa? Agar suara dari mereka sampai kepada kepala daerah yang mereka pilih bukan karna adaya money politik mereka memilih calon kepala daerah tersebut.
Keempat, mengikuti diskusi yang sehat. Dengan adanya diskusi, sebagai anak muda bisa lebih menambah relasi dan edukasi tentang Pilkada. Bukan hanya itu saja, anak muda juga bisa menyampaikan aspirasi atau saran untuk calon kepala daerah demi dan untuk meningkatnya kualitas pemimpin di daerah masing-masing.
Kelima, membuat konten edukasi tentang pilkada. Dalam hal ini, anak muda dapat menunjukan kreatifitasnya dengan cara membuat sebuah konten yang berisi bagaimana cara memilih yang cerdas, cara memilih yang benar agar memperkecil kertas suara yang tidak sah karena salah coblos.
Lalu membuat konten yang berisi kampanye dari calon kepala daerah atau mempromosikan salah satu calon kepala daerah.
Dengan demikian, anak muda dapat mempengaruhi mekanisme jalannya Pilkada 2024 ini seperti menggunakan hak suara, partisipasi dalam pilkada 2024, menjadi pemilih yang cerdas, mengikuti diskusi yang sehat dan yang terakhir membuat konten edukasi tentang pilkada.
Ketika anak muda mengikuti salah satu dari kelima yang diatas akan sangat mempengaruhi hasil pemilihan kepala daerah, karena anak muda memiliki banyak sekali potensi yang dapat dikuasai. (*)
Penulis: Jhon Agus Frando Sipayung, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP UMRAH, aktif di GMKI Cabang Tanjung Pinang-Bintan.