Simada News
Jumat, 15 Agustus 2025
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV
Simada News
No Result
View All Result
Simada News
No Result
View All Result
  • SMSI
  • google news
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Labuhan Batu Raya
  • Pesona
  • Sudut Pandang
  • Tokoh
  • SimadaTV
ADVERTISEMENT
Home Sudut Pandang
Fawer

Fawer

MINIM RUANG PUBLIK, SIANTAR TIDAK LAYAK SEBAGAI KOTA TOLERAN

Fawer Full Fander Sihite

Simadanews.com by Simadanews.com
23 Januari 2018 | 03:32 WIB
in Sudut Pandang
Share on FacebookShare on Twitter

KOTA Pematangsiantar dinobatkan sebagai Kota paling Toleran di Indonesia, saya bertanya-tanya tentang hal ini benarkah masyarakat kota pematangsiantar benar-benar toleran?.

Asumsi saya masyarakat Kota Pematangsiantar belum sampai kepada tahapan toleran melainkan di tahap diam atau pakum bahkan tak mau tahu.

Mengapa saya berani mengatakan demikian? Karena menurut saya toleran bukan hanya sekedar banyaknya kantor-kantor sinode gereja yang ada di suatu kota, atau dengan adanya patung besar di suatu Kota, melainkan harus sampai kepada karakter masyarakat yang harus terlihat benar-benar toleran.

Jika dikatakan Kota Pematangsiantar menuju kota Toleran saya sepakat, namun kita perlu lihat bagaimana pembangunan atau program yang dilakukan oleh pemerintahan apakah ada mengarah kesana, jika kita sebagai Kota Toleran berarti dapat dikatakan Kota yang cinta perdamaian namun pada kenyataanya penataan Kota Pematangsiantar masih rawan terciptanya konflik laten, konflik tertutup dan bahkan konflik terbuka.

Sudah jelas dalam tulisan saya ini tidak akan membangga-banggakan Kota Pematangsiantar sebagai Kota Toleran melainkan saya ingin menggugatnya dengan fakta-fakta yang ada.

Siantar Minim Ruang Publik
Kota Pematangsiantar yang disebut sebagai Kota Toleran ini ternyata minim sekali ruang publik, ruang publik merupakan tempat bertemunya semua lintas golongan, baru-baru ini memang Kota Pematangsiantar mulai merenovasi Lapangan Merdeka, namun saya juga ragu apakah itu punya kajian karena Kota Pematangsiantar sebagai Kota Toleran atau hanya sebagai penggunaan anggaran saja.

Minimnya ruang publik di Kota Pematangsiantar pada akhirnya pihak masyarakat membuat ruang publiknya sendiri terlihat dengan semakin menjamurnya tongkrongan-tongkrongan, café-café di Kota Pematangsiantar yang pada akhirnya bukan membuat masyarakat saling berinteraksi melainkan menimbulkan ego sektoral masing-masing, berbeda dengan ruang publik yang benar-benar milik publik semua golongan dapat menggunakannya, dapat bertemu, dapat bermain, dapat berinteraksi bersama.

Contohnya seperti di Lapangan Merdeka, banyak orang yang tidak saling mengenal saling menyapa. sedangkan di Café atau tempat tongkrongan hal itu tidak mungkin terjadi kepada yang tidak kita kenal.

Minimnya Ruang Publik ini dapat berakibat fatal bagi Kota Pematangsiantar, dikarenakan ini dapat menjadi api konflik bagi masyarakat, karena di ruang publik modal social antar masyarakat semakin kuat dan akan sulit di provokasi.

Tetapi dengan minimnya ruang publik, ibaratkan rumput yang sudah kering dan disiram bensin tinggal lempar api maka akan terbakar semua.

Fakta yang kita lihat masyarakat Kota Pematangsiantar butuh ruang publik dan bukan hanya butuh bahkan rindu, fenomena Lapangan Merdeka yang tidak pernah sunyi saat ini menunjukkan kalau Pemerintah Kota Pematangsiantar harus memperbanyak ruang publik di Kota ini bukan lagi memperbanyak ruko atau bangunan.

Sejatinya pembangunan adalah harus kepada manusianya bukan kepada bangunan fisik.

Jika Pemerintah Kota Pematangsiantar tidak selalu memiliki terobosan untuk mencipatakan ruang publik, konflik laten akan semakin banyak yang ditandai dengan meningkatnya jumlah orang gila hal ini bagian dari pada konflik yang dialaminya dengan dirinya, konfik tertutup yang saling membenci namun tidak berani mengatakannya, saling membicarakan di belakang, dan konflik terbuka akan semakin berpeluang terjadi dikarenakan tidak ada ruang untuk saling bertemu dari seluruh golongan. Sehingga Kota Pematangsiantar sebagai Kota Toleran dikarenakan masyarakatnya yang pasif yang tidak mau tahu, bukan karena mampu berdampingan secara damai.

Diam melihat kondisi Kota Pematangsiantar yang semakin hari terkadang kita seperti hidup di lingkaran gedung atau manusia bisu.(*)

Mahasiswa Pascasarja Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta
Jurusan: Kajian Konflik dan Perdamaian- Megister of Art in Peace Studi

Share254Tweet138Pin50

Berita Terkait

Hermanto Hamonangan Sipayung, SH, CIM

Amnesti-Abolisi Hasto dan Lembong:  Bukan Sekadar Maaf tapi Peluang Koreksi Hukum

01/08/2025

PEMBERIAN  amnesti dan abolisi kepada Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong dalam kasus menyeret nama mereka ke dalam pusaran polemik hukum,...

PILKADA 2024, ANAK MUDA BISA APA?

02/07/2024

PEMILU  Tahun 2024 sudah selesai, sebentar lagi pemilihan kepala daerah yang hakikinya dilaksanakan sekali setiap lima tahun akan dimulai. Secara...

Aspek Positif dan Negatif dari Perubahan Umur Calon Presiden dan Wakil Presiden

04/06/2024

PEMILIHAN Presiden pertama kali di Indonesia bukan dari pemilihan umum yang langsung dipilih oleh rakyat. Pemilihan Presiden pada awal tahun...

Prof Dr Heri Budi Wibowo

Indonesia Menuju Swasembada Pangan dan Makan Siang Gratis dengan Modifikasi Cuaca

17/05/2024

KETAHANAN pangan menjadi salah satu sasaran program jangka Panjang pemerintah sampai tahun 2040 menuju Indonesia emas. Target utama dari ketahanan...

Pematangsiantar Butuh Pemimpin Berani dan Akses Alternatif Hadirkan Dana Pembangunan

16/04/2024

SimadaNews.com-Pemilihan kepala daerah, termasuk di Kota Pematangsiantar, menjadi sorotan pada tahun ini. Sejumlah calon wali kota potensial telah mulai muncul...

Selamat Datang Era Legitimasi Vs Legalitas

16/02/2024

PUJI Syukur pada Sang Ilahi ! Pemilu Serentak 2024 sampai saat ini berjalan sesuai agendanya.. Ternyata jnggulan pilihan politik perwakilan...

Berita Terbaru

News

Wali Kota Siantar Strike! Umpan Langsung Disambar Ikan di Lomba Memancing HUT RI

14 Agustus 2025 | 22:45 WIB
News

Silaturahmi ke Dinas Koperasi dan UKM, KNPI Siap Bersinergi Perkuat Ekonomi Kerakyatan

14 Agustus 2025 | 22:33 WIB
News

Perjudian Modus Game Tembak Ikan Beroperasi Bebas di Komplek SBC Siantar

14 Agustus 2025 | 21:07 WIB
News

IAS Pastikan Kenyamanan Tamu dan Peserta Aquabike Jetski 2025 di Toba

14 Agustus 2025 | 18:00 WIB
News

Telkom Sumut Dorong Percepatan Digitalisasi di SMK Raksana Medan Lewat Indibiz Sekolah

14 Agustus 2025 | 17:49 WIB
News

Bupati Samosir Bawa 4 Ranperda dan KUA-PPAS 2026 ke DPRD, Ada Perubahan Strategis!

14 Agustus 2025 | 16:45 WIB
News

Gawat…2 Karung Ganja Kering Berat 49 Kg Ditemukan di Komplek Belakang Kampus USI

14 Agustus 2025 | 11:31 WIB
News

1.783 Bungkus Rokok Ilegal Disita Polisi dari Gudang Jalan Perumahan Jalan Batu Permata Raya Pematangsiantar

14 Agustus 2025 | 07:46 WIB
News

Ny Liswati Wesly Silalahi Dikukuhkan sebagai Bunda PAUD dan Bunda Literasi Pematangsiantar

13 Agustus 2025 | 22:11 WIB
News

Bikin Emosi! Pencuri Motor Tertangkap Basah, Nyaris Tak Selamat dari Massa

13 Agustus 2025 | 16:38 WIB
News

Wesly Silalahi Dukung Penuh Prestasi Atlet Tarung Derajat

13 Agustus 2025 | 09:05 WIB
News

Telkom Sumut Dorong Digitalisasi Pendidikan di SMK Nurul Amaliyah Medan

12 Agustus 2025 | 19:33 WIB
  • Redaksi
  • Terms
  • Policy
  • Pedoman

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba

slot gacor
slot gacor
No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV

© 2018-2024 Simada News

rotasi barak berita hari ini danau toba

xnxx