Oleh | Sabar Mangadoe
Sebab Yang Pertama
Akibat kaum kelas bawah sukses dibikin oleh “mereka,” semakin kecanduan politik uang. Semakin lama jumlahnya semakin membanyak.
Kecanduan politik uang ini, sebagai wujud kongkrit dari Daulat Rakyat sebagai modus rakyat balas dendam karena merasa tak punya pilihan lain.
Demokrasi adalah Daulat Rakyat. Karena itu, Rakyat yang semakin kurang berdaulat (karena kecanduan politik uang, red). Maka otomatis yang semakin berkuasa adalah Konspirasi 4 Kubu JahaD memanfaatkan Demokrasi Tuna Adab ini.
Konspirasi 4 Kubu JahaD :
- Gerombolan Politisi Busuk
- Mafia Pengusaha Hitam
- Birokrat Korups
- Korporat Kapitalis Global (Instrumen bisnis #Nekolim)
Sebab Yang Kedua
Akibat mutu kaum kelas menengah bangsa ini yang rendah, semakin bermental korups dan feodal dengan segala gelar dan statusnya. Semakin sedikit yang punya dorongan jiwa (passion) untuk berkarya demi kebajikan terhadap sesama/masyarakat/rakyat, bangsa dan negara. Dikuasai dan dikendalikan oleh “passion” sebatas meraih tahta/jabatan dan duit!!
Di dalam perjalanan panjang dan berliku peradaban demokrasi barat yang suksed bikin rakyat, bangsa dan negaranya maju, adil dan sejahtera, dikatakan bahwa kaum kelas menengah mereka adalah Agen Perubahan.
Ditambah pers adalah Pilar Demokrasi ke-4 melengkapi Demokrasi Trias-Politika itu.
Bagaimana dengan kondisi kekinian demokrasi/politik di Indonesia??
Singkatnya, bahwa kaum kelas menengah dan pers era demokratisasi saat ini semakin terbukti malahan menjadi Faktor Negatif dalam membangun demokrasi (sistem dan budaya politik/demokrasi, red) di negara Indonesia tercinta kita ini.
Diperparah dengan hadirnya proksi negara-negara Penjajah Indonesia (Dulu Bung Karno menyebutnya sebagai #Nekolim) yaitu Kaum Radikal Agama Trans Nasional. Ideologi Khilafah.
Data BNPT melaporkan terdapat 30 jutaan Muslim Dewasa yang terpapar radikalisme agama. Sebuah jumlah yang sangat besar, sekitar 14% dari jumlah DPT (hampir 200 juta pemilih).
Kita ini, yang tergabung di WA Group, termasuk kaum kelas menengah. Semoga kita segera atau sudah termasuk sebagai kaum kelas menengah yang sudah tercerahkan.
Ber-gotong royong berjuang dalam gerakan Dulur Ganjar Pranowo (DGP) yang dimulai sejak bulan Desember 2020 lalu.
Jadi kita masih punya waktu pergerakan bersama selama 3 tahun lagi menuju Pilpres Juli 2024 nanti.
Agar Rejim Arus Perubahan yang saat ini dipimpin oleh Presiden Jokowi (2014-2024, 10 tahun) dapat dijamin berkelanjutan dengan menang kembali dalam Pilpres 2024 selama 2×5 tahun lagi (2024-2034). Butuh minimal Rejim Arus Perubahan ini berkuasa minimal 20 tahun.
Dan di Pemilu 2034 nanti, kita tentu sudah bisa berharap bahwa negara kita sudah berhasil mencapai kondisi “take off” terbang melaju langsam menuju dan meraih cita-cita Indonesia Maju berpedoman pada Ideologi Negara, yaitu PANCASILA
Untuk ini semua, kita pilih dan berjuang agar Ganjar PranoWO sebagai Penerus JokoWI. Kongkritnya membantu ikut menaikkan elektabitas, ya secepat-cepatnya dan setinggi-tingginya sehingga menjadi Capres dan menang Pilpres 2024 nanti.
Semoga penjelasan di atas dapat sedikit membantu agar kita semua sedini mungkin memiliki persepsi yang sama dalam berjuang.
Merdekaaa !
Salam Bhinneka Tunggal Ika
Salam Pancasila
Salam DGP bagi kita Semua !!
@Penulis, Penasehat DPP DGP #DulurGanjarPranowo