Mengapa Plastik?
PLASTIK menurut teori adalah senyawa polimer dengan struktur kaku yang terbentuk dari polimerisasi monomer hidrokarbon yang membentuk rantai panjang. Plastik adalah komoditi yang sering digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak produk atau peralatan yang digunakan manusia yang berbahan baku plastik terutama sebagai pengemas bahan karena sifatnya yang fleksibel, ringan, tahan air dan lain-lain (Darni et al., 2005).
Pengalaman di Korea Selatan ketika mengunjungi proses pengelolaan sampah rumah tangga untuk dijadikan sebagai bahan energi panas terutama untuk menghasilkan listrik dan sumber energi pada saat musim salju menunjukkan bahwa sampah plastik sangat dominan.
Penelitian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama dengan Greeneration Indonesia menyatakan bahwa peredaran kantong plastik sekitar 9,6 juta lembar per hari atau 11,68 juta lembar per hari di Indonesia.
Berdasarkan penelitian-penelitian, penggunaan plastik ini tentunya sangat berdampak pada rusaknya ekosistem kita karena sifat plastik menimbulkan sumbatan dan tidak dapat membusuk.
Selain kepada ekosistem, penggunaan plastik yang tidak sesuai dengan ketentuan berdasarkan penelitian juga akan menimbulkan gangguan kesehatan seperti pemicu kanker.
Fakta-fakta di dunia terkait polusi plastik adalah, plastik merupakan 10 persen dari semua limbah yang kita hasilkan. Penduduk dunia rata-rata membeli satu juta botol plastik setiap menit terutama untuk konsumsi minum.
Selanjutnya, produk plastik yang sering digunakan adalah bersifat sekali pakai yang berjumlah sekitar 50 persen. Dibandingkan dengan abad lalu, penggunaan plastik dalam dekade terakhir ini lebih banyak,
Kemudian, setiap tahun penduduk dunia menggunakan lima triliun kantong plastik untuk melakukan aktivitasnya, Sekitar 13 juta ton plastik setiap tahunnya berakhir di lautan, setara dengan truk sampah penuh setiap menit.
Fakta-fakta itu sangat berbahaya jika tidak segera ditindaklanjuti terkait polusi plastik yang sudah menjadi musuh bersama negara-negara di dunia ini. (*/bersambung)
Penulis adalah Peneliti Muda Pada Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli, sekarang sedang menjalani pendidikan Pascasarjana di Yeungnam University, Republic of Korea