advertising
Simada News
  • Redaksi
  • Terms
  • Policy
  • Pedoman
Sabtu, 1 April 2023
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV
No Result
View All Result
Simada News
No Result
View All Result
Simada News
FOLLOW
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Labuhan Batu Raya
  • Pesona
  • Sudut Pandang
  • Tokoh
  • SimadaTV
Home Ekbis

Charles HM Siahaan: Bank Syariah Gagal Jalankan Fungsi Sosial Jasa Perbankan Syariah

Simadanews.com by Simadanews.com
01/08/2019
in Ekbis
Charles HM Siahaan SH, saat berada di Polda DIY.

Charles HM Siahaan SH, saat berada di Polda DIY.

Share on FacebookShare on Twitter

SimadaNews.com-Keberadaan Bank Syariah, sejatinya menjalankan sistim perbankan secara syariah guna membantu perekonomian masyarakat. Namun kondisi yang terjadi dalam menjalankan operasionalnya, tak luput dari praktek-praktek mempersulit bahkan merugikan masyarakat.

Hal itu disampaikan Praktisi Hukum yang juga pengurus Gerakan Kebajikan Pancasila (GKP) Charles HM Siahaan, ketika berbincang-bincang dengan SimadaNews.com, Rabu (31/7).

Charles menerangkan, sesuai catatan dan laporan yang ia terima, ada praktek kejahatan perbankan di Indonesia, menyangkut hajat hidup orang banyak dan kondisi itu nyaris jarang terpublikasi.

“Entah bagaimana, di lingkungan perbankan terjadi banyak perilaku menjijikkan dan menjadi salah satu sumber besar akumulasi kekecewaan, maupun emosi warga masyarakat yang pada gilirannya menjauhkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah bahkan kepercayaan kepada Negara,” kata Charles.

Pria yang juga pengurus Gerakan Daulat Desa (GDD) ini, mengungkapkan, banyak korban akibat data yang tidak akurat oleh kelalaian dari pihak lembaga keuangan yang tidak mengupdate informasi terbaru terkait informasi keadaan pinjaman seorang nasabah di lembaga keuangan sebagaimana mestinya.

Dari aneka investigasi, wajarlah jika perbankan menjadi sarang perilaku jahat yang berlangsung dengan melalui data informasi yang tersimpan di lembaga perbankan untuk kepuasan syahwat “keinginan” pribadi atau kelompok.

“Ironisnya, tiap bulan selalu ada pengawasan dari OJK. Tapi kejahatan data informasi di perbankan masih saja terjadi,” ucap Charles.

Data Nasabah Tertukar
Charles menceritakan, akurasi data menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan Sistem Informasi Debitur (SID), bagi pihak bank/kreditur selaku pelapor informasi dan Bank Indonesia, selaku pihak pengawas berlangsungnya aktifitas perbankan.

Kedua pihak dituntut untuk selalu bersinergi melakukan kontrol kualitas data yang di-input pada SID secara teratur. Namun yang terjadi, justru warga yang menjadi korban, antara lain salah mencantumkan penilaian kolektabilitas debitur, data tertukar, penggunaan data tanpa persetujuan nasabah/debitur.

“Apakah korban lapor ke polisi?, ajukan pengaduan pakai undang-undang perlindungan konsumen? Sayangnya bahkan ada yang menyampaikan percuma ke OJK nanti ujungnya terpaksa “damai” atau hilang tak terhiraukan,” lugas pria yang pernah mendalami ilmu enggenering di ITB dan Jepang itu.

Charles mencontohkan, ada kasus yang diterimanya dari seorang nasabah korban dugaan kejahatan oknum-oknum di Bank Syariah Yogyakarta. Nasabah itu, pernah mencoba mengajukan kredit (pinjaman uang) penambahan modal usaha kecil Rp100 juta.

Setelah dinilai dan dinyatakan layak untuk menerima pinjaman dan mempunyai kesanggupan membayar cicilan sebagaimana mestinya, ternyata harus gigit jari karena dirinya dilaporkan sebagai seorang debitur pada Bank Syariah tertentu yang memiliki tunggakan dan dinilai dengan kategori “Kolektabilitas-5” atau “kredit macet”.

“Padahal nasabah itu sama sekali tidak pernah ada pinjaman. Apalagi dinyatakan memiliki pinjaman Rp1,3 miliar dengan agunan sebuah bangunan ruko di daerah Klaten. Dan dengan semua bunganya, tunggakan kreditnya telah menjadi lebih dari Rp1,8 miliar,” tutur Charles.

Ironisnya, lanjut Charles, setelah nasabah menjajaki lebih lanjut perihal statusnya di Bank Syariah tersebut. Apa yang diperoleh, malah semakin membuat nasabag terkejut dan takut untuk melakukan transaksi perbankan terutama pengajuan pinjaman kredit.

Kemudian, bilang Charles, nasabah dimaksud kembali mengupayakan perolehan informasi lebih jauh seraya meminta pemulihan statusnya pada dokumen “BI-Checking untuk dan atas namanya”.

Yang memprihatinkan adalah ternyata, setelah lebih dari 3 bulan sejak diketahuinya dari bank tempat pengajuan kredit yang menolaknya, barulah catatan Kolektabilitas-5 untuk dan atas namanya dipulihkan sebagaimana diketahui melalui laporan “BI Checking” yang diperoleh dari BI melalui Bank Syariah tersebut.

Dan ternyata kemudian hari diketahui, bahwa informasi pribadinya yang tersimpan pada bank syariah tersebut telah tertukar (pinjaman dan agunannya) dengan debitur lain pada bank yang sama selama lebih dari satu tahun.

Padahal semua identitas keduanya saling berbeda sama sekali. Sedangkan dari investigasi, sang debitur yang datanya tertukar lebih dari satu tahun tersebut disinyalir pernah tersangkut kasus kredit di bank lain di wilayah Yogyakarta.

“Bayangkan, itu sangat ironis bahwa data nasabah bisa tertukar. Dan tentu akan menimbulan kerugian kepada nasabah yang sama sekali tidak mengetahui masalah, apalagi tidak memiliki pinjaman di bank,” sebut Charles.

Praktek Mafia Kredit
Charles menuturkan, apa yang dialami nasabah yang di Yogyaarta. Ternyata bukan hanya sekali, bahkan sudah banya kasus ditemui namun jarang terpublikasi.

Hasil investigasi, papar Charles, kasus semacam itu sangat banyak terjadi pada perbankan yang memiliki nasabah dari kelompok masyarakat menengah ke bawah yang jumlahnya sangat banyak.

Dan hasil penelusuran nama dan alamat nasabah/debitur yang informasi/data nya telah tertukar, untuk waktu yang sangat lama, ternyata ulah dari “mafia kredit perbankan”.

Charles menambahkan, permainan para mafia kredit itu dikarenakan lemahnya sistim yang ada di perbankan khususnya Bank Syariah yang kehadirannya oleh semangat memenuhi kebutuhan msyarakat atas lembaga keuangan yang senafas dengan ajaran agama manapun terutama syariah.

“Sejatinya Bank Syariah berpeluang meminimalisir potensi kejahatan perbankan, ternyata masih jauh panggang dari api,” ucap Charles. (snc)
Editor: Hermanto Sipayung

Share224Tweet140Share56Pin50

Berita Terkait

Jelang Lebaran, Pemerintah Jaga Ketersediaan dan Stabilitas Harga Bahan Pokok

24/03/2023

SimadaNews.com-Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajarannya untuk melakukan langkah-langkah persiapan dan antisipasi terhadap ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok...

Ketua TP PKK Sumut Minta Expo UMKM Terus Digalakkan

06/02/2023

SimadaNews.com-Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumatera Utara (Sumut) Nawal Lubis berharap kegiatan expo produk UMKM dapat terus...

Jokowi Minta Kepala Daerah Sering Masuk Pasar untuk Tekan Inflasi

17/01/2023

SimadaNews.com-Presiden RI Joko Widodo (Joko Widodo) meminta para gubernur, bupati, dan wali kota bersama-sama dengan Bank Indonesia (BI) untuk terus...

Hunian Meranti Land, Hadir Mendorong Pemulihan Perekonomian Siantar-Simalungun

27/11/2022

SimadaNews.com - Walau sempat berdampak Pademi, kini sektor properti bangkit kembali dan menjadi salah satu penumpang pemulihan ekonomi di Indonesia,...

Peluncuran Asuransi Jiwa Kredit  dari Sequis Financial untuk nasabah Bank PermataKPR

Sequis Financial dan Permata Bank Berkomitmen Memberikan Perlindungan AJK Bagi Nasabah PermataKPR  

07/11/2022

SimadaNews.com-Tempat tinggal merupakan kebutuhan primer akan tetapi kenaikan harga properti tidak seiring dengan kenaikan pendapatan. Menjadi nasabah Kredit Pemilikan Rumah...

TPL Gelar Pelatihan Inkubator Bagi Pelaku UMKM

20/10/2022

SimadaNews.com-Toba Pulp Lestari (TPL) bersama dengan Yayasan Doktor Sjahrir dan Womanpreneur Community, kembali menggelar Pelatihan Inkubator Bisnis Usaha Mikro Kecil...

Discussion about this post

Terkini

News

Dwi Aries Sudarto jadi Pj Sekda Pematang Siantar

31 Maret, 2023
Komunitas

HUT ke 6, SMSI Siantar-Simalungun Berbagi Kasih kepada Warga Sirpang Tolu Pematang Siantar

31 Maret, 2023
News

RHS Serahkan LKPD TA 2022 kepada BPK RI Perwakilan Sumut

30 Maret, 2023
News

Terduga Pelaku Curanmor Diringkus Warga Haranggaol

30 Maret, 2023
News

4 Ruko Terbakar di Parluasan Kota Siantar

30 Maret, 2023
Komunitas

RS Corp Gelar Buka Puasa Bersama dan Santuni Anak Yatim

30 Maret, 2023
  • Redaksi
  • Terms
  • Policy
  • Pedoman

© 2018-2021 Simada News

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata duniaBarak ID

No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV

© 2018-2021 Simada News

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata duniaBarak ID