Simada News
  • Redaksi
  • Terms
  • Policy
  • Pedoman
Senin, 15 Agustus, 2022
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Pesona
  • Kesehatan
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV
No Result
View All Result
Simada News
No Result
View All Result
Simada News
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Polhumkrim
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Labuhan Batu Raya
  • Pesona
  • Sorot
  • Sudut Pandang
  • Tokoh Inspiratif
  • SimadaTV
Home Sudut Pandang

Demokrasi Pancasila dan Sejarah Demokrasi Barat

05/09/2021
in Sudut Pandang
Share on FacebookShare on Twitter

(Demokrasi Barat adalah hasil adopsi dari peradaban Demokrasi Kuno Grecko-Roman) 

Demokrasi barat butuh ribuan tahun barulah demokrasinya mencapai kemapanan sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat, bangsa dan negara.

Tapi kita hanya mau dan terpesona melihat hasilnya saja, jarang yang mau mempelajari dan menghayati perjalanan panjang penuh liku serta konflik dan perang berdarah-darah dari demokrasitasi bangsa Barat itu. Namun kita maunya hanya jiplak habis sistem dan budaya demokrasi barat yang telah mempesona kita itu..

Jadilah saat ini demokrasi kita memasuki tahap demkorasi Tuna Adab seperti yang dikatakan bolak balik oleh Buya Syafii Maarif. Saya menambahkannya dengan frasa kata ‘Menuju Biadab.’

Demokrasi bangsa Barat diawali oleh motif rakyat yang tidak punya tanah (proletar) ingin punya tanah. Di saat itu, semua tanah milik Raja, yang dikelola oleh para bangsawan/Baron/Lord. Rakyat hanyalah penyewa.

Namun di Asia, termasuk di Indonesia Raja punya tanah, rakyat juga punya tanah, juga hak ulayat hutan adat!!

Sialnya, gegara menjiplak habis sistem dan budaya demokrasi barat, malah yang terjadi justru negara Indonesia merampas tanah rakyatnya sendiri.

UU Pokok Agraria Tahun 1960 yang berfungsi untuk melindungi hak rakyat atas tanah, termasuk hak ulayat/adat justru sampai kini masih dikangkangi oleh negara sejak awal tahun 80-an oleh UU Kehutananan!

Prof. Robert Kiyosaki melakukan riset terhadap negara-negara modern (penganut demokrasi) yang terbentuk usai Perang Dunia ke-2 (negara-negara berkembang, red) yang sampai kini tak jua naik kelas menjadi negara menengah.

Melaporkan terdapat 2 sebab utama:

  1. Bodoh Berorganisasi
  2. Masalah Lahan.

Misalnya hampir semua partai dan organisasi masyarakat tak mau dan tak mampu mengutip iuran anggota, akibatnya bodoh berorganisasi.

Misalnya lagi, rakyat punya lahan (=harta) dengan sertifikat Girik (Surat C), tapi tidak bisa akses kredit dana dari bank. Lalu di mata negara dianggap sebagai rakyat lemah/miskin sehingga dimasukkan dalam program-program pengentasan kemiskinan, pakai duit hutang pinjaman luar negeri pula.  Ini kan sebuah kesalahan besar yang disinyalir kuat memang disengaja!!

Wong rakyat yang dimaksud miskin oleh negara, faktanya punya harta, kok berupa lahan. Kok jadi tidak bisa atau tidak berhak pinjam duit ke bank dengan jaminan lahan miliknya sendiri untuk membiayai kegiatan bisnisnya sendiri??

Idealnya demokrasi Indonesia itu harus dieksplore dari sila ke-4 ( Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm permusyawaratan perwakilan). Bukan malah jiplak sstem dan budaya demokrasi liberal ala Barat itu.

Sebagai masyarakat kolektif yang punya kampoong dan budaya serta tradisi sukunya masing-masing sebagai pembeda.

Bangsa Indonesia teramat beragam!! Kata Jokowi kita punya 714 suku nusantara (BPJS 2010, 1.331 suku)-Bhineka Tunggal Ika.

Idealnya kita harus punya rumusan sendiri, baik sistem dan budaya ala Indonesia, sebut saja sebagai Demokrasi Panca Sila .

Advertisements

Seperti contoh negara Republik Islam Iran (berdiri sejak tahun 1979), menyebut demokrasinya adalah “Demokrasi Ala Mullah.”

Kalau rakyat bangsa barat (dulu mereka terdiri dari ribuan suku/tribal) itu adalah rakyat proletar yaitu relatif seragam karena senasib-sepenanggungan akibat sama-sama tak punya tanah untuk cari makan bagi dirinya maupun untuk keluarganya.

Dikatakan, Abdon Nababan (pendiri AMAN, peraih Magsaysay Award 2017 kategori Community Leadership (Kepemimpinan Komunitas/Masyarakat). Dimana sejak thn.1959, baru ada 2 orang Indonesia yang memperolehnya, selain Abdon Nababan yaitu 24 tahun sebelumnya adalah Gus Dur pada thn 1993).

Demokrasi Panca Sila=Kombinasi Permusyawaratan dan Perwakilan (Sila ke 4 Panca Sila):

Di tingkat komunitas (adat, desa, atau nama lain budaya) berlaku permusyawaratan penuh.

Di tengah (kabupaten dan provinsi) berlaku kombinasi demokrasi permusyawatan dan perwakilan.

Di atas (nasional) berlaku perwakilan penuh.

***

Jadi maksudnya tak ada lagi sistem pemilihan langsung yang mengandalkan metode pemilihan “One Man One Vote 100%” seperti saat ini.

Sehingga dalam Pilkades, pemilihan 75 ribuan kepala desa-pun sejak tahun 2014 seragam  menggunakan metode pemilihan ‘One Man One Vote’. Sistem Musyawarah Mufakat yang di Desa dilakukan sejak jaman nenek moyang masing-masing seketika itu saja dibuang habis.

Akibatnya, tali silaturahmi masyarakat desa dirusaknya secara terstruktur, sistemik, dan masif (TSM).

Sungguh sekarang ini, kita sedang menjalankan  sebuah system demokrasi yang barbarian!! Demokrasi Tuna Adab Menuju Biadab, dimana kompetisi politik semakin lama semakin ditentukan oleh Politik Uang.. bahkan sampai Pilkades, sekali pun.

 

#Nara Sumber: Sabar Mangadoe

Founder Yayasan GKP

#GerakanKebajikanPancasila

Advertisements

Share222Tweet139Share55Pin50

Related Posts

Pesan untuk PTPN IV Unit Bah Butong-Toba Sari

21 Juli, 2022

INILAH yang mestinya dilakukan oleh PTPV IV kebun Bah Butong - Toba Sari di Kawasan Simalungun. Bukan terjebak pada isu...

MBA RARA DAN GIMIK MARKETING

21 Maret, 2022

BERHENTI mengolok-olok pawang hujan di Mandalika, berhenti berdiskusi tentang kepercayaan agama, berhenti mengolok-olok Mbak Rara. Sebab ini bukan seperti yang...

Soal Pernyataan Menag, Sekum DPP-GAMKI: Jika untuk Keharmonisan Kenapa harus Tersinggung

28 Februari, 2022

SimadaNews.com-Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) menanggapi pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut yang viral belakangan ini....

WASPADA….Framing yang Mempelintir Pernyataan Menteri Agama

27 Februari, 2022

SimadaNews.com-Polemik pernyataan Menteri Agama tentang aturan pengeras suara menjadi sorotan publik membuat Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Pematangsiantar, turut...

Munculnya Generasi Tunabudaya

24 Januari, 2022

  Oleh: Arianto Sitorus Pane S.Pd     Salah satu yang paling menggelisahkan dari negeri ini adalah semakin jauhnya kebudayaan...

SEBAGAI MANUSIA BERIMAN, SAYA MINTA MAAF

27 November, 2021

Oleh | Pdt. Erwin Ar. Saragih, M.Th   Sebagai manusia beriman, saya minta maaf, kepada keluarga besar Pemuda Pancasila, demikianlah...

Discussion about this post

Terkini

News

Edy Rahmayadi Lantik 66 Paskibra

15 Agustus, 2022
News

Vandiko dan Tangkas Lakukan Restoking Ikan dan Penyerahan Sampan kepada Nelayan

14 Agustus, 2022
News

Ditangkap saat Nyantai di Pakter Tuak karena Ngantongi Ganja

14 Agustus, 2022
News

Demi Perlindungan Pers Ketua Dewan Pers Beri Kesempatan SMSI Daftarkan Seluruh Anggotanya untuk Didata

14 Agustus, 2022
News

22 Tim Ikuti Turnamen Mobile Legends Rebut Piala Korda Karang Taruna dan Ketua Karang Taruna Simalungun

13 Agustus, 2022
News

Tegakkan Jati Diri Simalungun

13 Agustus, 2022

Trending

News

RX King Kontra Supra X di Jalan Siantar-Saribudolok, Dua Luka Berat

12 Agustus, 2022
News

Tegakkan Jati Diri Simalungun

13 Agustus, 2022
News

Perebutan Piala Gubernur, Tim SMK Negeri 1 Siantar Kalahkan SMA Negeri 1 Ujung Padang

10 Agustus, 2022
News

Estimasi Penambahan R-APBD Simalungun Tahun 2023 Mencapai Rp48 Miliar

9 Agustus, 2022
News

22 Tim Ikuti Turnamen Mobile Legends Rebut Piala Korda Karang Taruna dan Ketua Karang Taruna Simalungun

13 Agustus, 2022
News

Harajaon Simalungun Deklarasi Pembentukan LPA-Simalungun

12 Agustus, 2022
ADVERTISEMENT
  • Redaksi
  • Terms
  • Policy
  • Pedoman

© 2018-2021 Simada News - Designed by: Bang Ze

No Result
View All Result
  • News
  • Ekbis
  • Jagad Raya
  • Komunitas
  • Pesona
  • Kesehatan
  • Sudut Pandang
  • Simadagros
  • Asahan
  • Simada TV

© 2018-2021 Simada News - Designed by: Bang Ze