SimadaNews.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hingga Sabtu (16/1), korban tewas akibat gempa kuat di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, mencapai 56 orang. Sebanyak 826 orang luka-luka dan 15 ribu lainnya mengungsi.
Sebanyak 47 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan sembilan di Kabupaten Majene, kata Raditya Jati, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam siaran pers, Sabtu (16/1/2021).
Sebelumnya dalam konferensi pers daring, Raditya mengatakan BNPB akan mengerahkan anjing penyelamat atau SAR Dog untuk membantu pencarian korban.
Pada Sabtu (16/1) pukul 06.32 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) jmenginformasikan telah terjadi gempa susulan dengan magnitudo 5 di Kabupaten Majene. BMKG juga memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi. Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan.
Raditya mengatakan ada empat wilayah terdampak gempa Sulawesi Barat, yaitu Kabupaten Majene, Mamuju, Mamasa dan Kabupaten Polewali Mandar. Total penduduk yang terdampak sebanyak 485.232 jiwa yang tersebar di 222 desa di 29 kecamatan.
“Pagi tadi telah ditetapkan status tanggap darurat di tingkat provinsi dan kepala BNPB telah menyerahkan bantuan sebesar empat miliar rupiah,” papar Raditya.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Bambang Surya Putra membenarkan laporan mengenai penjarahan terhadap muatan bantuan logistik. Namun, pihak kepolisian sudah menangani dan mengamankan jalur transportasi darat yang dianggap berpeluang terjadinya penjarahan.
Bambang mengimbau bagi yang ingin mengirimkan bantuan agar berkoordinasi dengan Posko BPBD untuk memastikan agar bantuan logistik terdistribusi merata kepada para pengungsi.
“Sehingga gejolak-gejolak sosial itu kita dapat tekan semaksimal mungkin,” kata Bambang.
BNPB juga melaporkan semua agen penyalur bahan bakar minyak dan gas pada Sabtu (16/1) pagi telah beroperasi melayani kebutuhan masyarakat. (***)