SimadaNews.com-Kenaikan harga bahan bakar minyak menuai kontroversi. Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia(DPC GMNI) Kota Pematang Siantar menyoroti isu kenaikan BBM. Dimana tepat 1 September 2022 Bahan Bakar Minyak akan mengalami lonjakan harga.
Adalah Ronal Panjaitan, selaku Wakil Ketua Bidang Politik GMNI Pemantang Siantar, mengatakan jika pemerintah menaikkan harga BBM terkhusus BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar sangat berdampak terhadap kenaikan inflasi dan dinilai menyakiti hati masyarakat terlebih masyarakat yang menengah kebawah.
“Opsi Menaikkan harga BBM bersubsidi Pertalite dan Solar bukanlah solusi yang tepat dan bijak yang dilakukan pemerintah, karena hal ini sangat besar resikonya terhadap kenaikan inflasi dan tentu sangat menyakitkan hati masyarakat Indonesia khususnya masyarakat menengah kebawah yang mayoritas menggunakan jenis BBM pertalite dan Solar,” kata Ronald
Ronald menilai, pemerintah terkesan membuat masyarakat khawatir. Apalagi kalangan bawah yang mencari nafkah gali lobang tutup lobang.
Tiga opsi yang disampaikan pemerintah terlalu menakut-nakuti masyarakat Indonesia yang tidak merupakan jalan terang bagi masyarakat Indonesia. KSP (Kepala Staf Kepresidenan) mengatakan bahwa pertama, Pemerintah menaikkan harga BBM.
Kedua, menaikkan anggaran Subsidi dan Kompensasi. Ketiga membatasi konsumsi, ini bukan jalan terbaik bagi masyarakat. harga tarif ongkos, harga bahan pokok, dan harga kebutuhan lainnya naik, masyarakat menjerit.
“Pada hari kemerdekaan NKRI ke-77 kita mengetahui motto tersebut adalah Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat akan tetapi dalam hal ini saya menilai bahwa nilai nya berbanding terbalik dari Motto HUT NKRI ke-77, karena dalam situasi sekarang ini masyarakat masih mencoba pulih dari keterpurukan ekonomi yang diakibatkan oleh Covid-19, bukan malah menghalangi dan menyakiti hati masyarakat Indonesia dengan membuat keputusan kenaikan BBM bersubsidi tersebut,” ucap Ronald
Dia menyarankan agar pemerintah jelih melihat persoalan.
“Dengan meminta pemerintah betul-betul memperhatikan Perpres No. 117 Tahun 2021 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Eceran Bahan Bakar Minyak agar anggaran subsidi tersebut tepat sasaran dan saya meminta pemerintah untuk segera melakukan eksplorasi sumur baru, agar lifting migas dapat meningkat dan ketergantungan impor migas dapat ditekan. Hal itu dilakukan supaya negara Indonesia dapat menjadi negara yang memiliki ketahanan energi dan dapat memenuhi kebutuhan energi dalam negeri sendiri seperti apa yang diinginkan Bung Karno dalam konsep Trisakti yaitu salah satunya Berdikari dalam Bidang Ekonomi,” kata Ronald.
Sebelumnya, Menko Marinves, Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan terkait kebijakan Pemerintah Pusat dalam rangka kenaikan BBM bersubsidi. Hal tersebut dilontarkan Luhur pada 19 Agustus 2022 lalu. (snc)
Laporan: Soemardi Sinaga