SimadaNews.com-ASEAN dan India memiliki kesamaan pandangan dan aset yang dapat digunakan untuk saling mendukung kerja sama di kawasan. Untuk itu, Presiden Joko Widodo mengajak India untuk mempercepat implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
Hal itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat menghadiri KTT ke-16 ASEAN-India yang berlangsung di Impact Exhibition and Convention Center pada Minggu, 3 November 2019.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyampaikan apresiasi atas dukungan India sebagai salah satu negara pertama yang menyambut baik AOIP yang disahkan ASEAN pada bulan Juni 2019 dan menyatakan kesiapan untuk mengimplementasikan kerja sama Indo-Pasifik.
“India adalah negara mitra penting bagi Indonesia dan bagi ASEAN. India merupakan salah satu negara pertama yang menyambut baik ASEAN Outlook on the Indo-Pacific yang telah diadopsi oleh para Pemimpin ASEAN bulan Juni lalu,” ujarnya.
Terlebih, Presiden melanjutkan, India dan negara-negara ASEAN disebut memiliki aset yang dapat membantu kedua pihak dalam upaya penguatan kerja sama di kawasan dalam kerangka Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik.
Aset yang pertama ialah pertumbuhan ekonomi India yang tumbuh 7 persen dan dapat disandingkan dengan pertumbuhan rata-rata negara-negara ASEAN sebesar 5,1 persen.
“Aset kedua adalah jumlah penduduk yang besar, sekitar dua miliar populasi India-ASEAN, yang lengkap dengan pemikiran dan ide-ide kreatif,” imbuh Presiden.
Selain itu, ASEAN dan India juga berada pada kawasan geografis yang sama, yakni berada di sekitar perairan Samudra Hindia yang memungkinkan ASEAN dan India untuk saling terhubung sekaligus memungkinkan India terhubungkan dengan kawasan Samudra Pasifik.
“Tidak heran jika India merupakan negara pertama yang telah bekerja sama mengimplementasikan kerja sama Indo-Pasifik,” ucapnya.
Bagi Indonesia sendiri, India merupakan mitra penting di mana baru-baru ini menyepakati kerja sama konektivitas yang saling menghubungkan wilayah terdekatnya, yakni Aceh dan Andaman-Nicobar. Kerja sama konektivitas tersebut antara lain dilakukan dalam bentuk peningkatan hubungan dagang melalui pelayaran ekspedisi pionir kapal dagang dari Banda Aceh ke Port Blair dan investasi di bidang infrastruktur yang mendukung konektivitas.
Oleh karenanya, dalam Forum Infrastruktur dan Konektivitas Indo-Pasifik yang akan diselenggarakan Indonesia pada tahun 2020 mendatang, Indonesia mengharapkan kehadiran dan peran serta India sebagai perwujudan dukungan bagi penguatan kerja sama Indo-Pasifik.
Perundingan RCEP Dapat Segera Diselesaikan
Indonesia mendorong penyelesaian perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Hal itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat menghadiri KTT ke-16 ASEAN-India yang berlangsung di Impact Exhibition and Convention Center.
“RCEP penting bagi ASEAN. Saya yakin RCEP juga penting bagi India dan merupakan salah satu manifestasi ‘Act East Policy’ India,” kata Presiden.
Presiden memahami bahwa tidak mudah melakukan negosiasi di antara 16 negara. Meski demikian, semua negara memiliki keinginan yang sama agar RCEP ini dapat segera diselesaikan dan dirasakan manfaanya oleh rakyat.
“Semua negara ingin memastikan bahwa RCEP akan membawa manfaat bagi rakyat kita,” ujarnya.
“Saya yakin RCEP akan membawa kerja sama yang saling menguntungkan bagi kita semua. RCEP harus kita pastikan menjadi suatu win-win cooperation. Oleh karena itu, saya mengharapkan agar India masih tetap akan bersama dengan kita di dalam RCEP demi keuntungan kita bersama,” imbuh Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden di antaranya Menko Polhukam Mahfud Md, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.(snc)
Sumber:BPMI Sekretariat Presiden
Editor: Hermanto Sipayung